20.8 C
Lombok
Jumat, November 22, 2024

Buy now

Alasan LPG Langka Karena UMKM Dinilai Tak Mendasar

Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Beberapa waktu yang lalu, Kepala Dinas Perdagangan Lombok Timur menyebutkan, salah satu faktor kelangkaan LPG ukuran 3 kg disebabkan karena meningkatnya penggunaan LPG oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Namun, alasan itu dinilai tak mendasar dan terkesan mengada-ada. Pasalnya jika dilihat dari data, antara jumlah pelaku UMKM di Lotim dan hasil olahan UMKM justru dimasa pandemi mengalami penurunan sebesar 60%.

“Total ada sekitar 9.000 lebih UMKM di Lotim, sesuai dengan data Bank BRI dari penerima bantuan pusat. Padahal di masa pandemi omset pengolahan hasil UMKM justru menurun 60%,” jelas Dr. Maharani, Ketua Lombok Research Centre (LRC) Lombok Timur. (1/4)

Artinya, menurut dia kalaupun ada UMKM yang melakukan pengolahan hasil di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan dan keluatan. Itu hanya menggunakan LPG kurang dari 10%.

Baca Juga :  Prof Bambang Hari Kusumo Bakal Jadikan Riset sebagai Ruh Universitas Mataram

Maka dari itu, Ia mengingatkan Dinas Perdagangan Lotim supaya lebih detail lagi soal data. Karena baginya, faktor kelangkaan LPG 3 kg yang wajar terjadi itu disebabkan karena beberapa hal. Seperti pola distribusi yang sering terlambat dan adanya permainan antar oknum pengecer dan agen.

“Bisa juga kelangkaan itu terjadi karena kontrol tata niaga dari dinas tidak berjalan,” ucapnya.

Ia juga memaparkan, Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dari Dinas Perdagangan itu ialah mengatur tata kelola peredaran barang. Supaya masyarakat bisa menikmati apa yang menjadi hak-haknya.

Baca Juga :  Libur Nataru Penumpang di Bandara Lombok Meningkat 10,4 persen

Jika dilihat secara luas lagi, kata Maharani sebetulnya LPG 3 kg sudah memiliki regulasi yang jelas dalam pensitribusiannya. Sebab, terdapat keterlibatan Pertamina juga disana sebagai BUMN.

“Jika dalam mengontrol tata niaga LPG saja tidak bisa, bagaimana bisa mengatur tata niaga produksi UMKM yang menggunakan sistem perdagangan bebas,” tuturnya.

Oleh sebab itulah, dalam hal ini Ia meminta ketegasan Bupati Lotim terkait dengan persoalan ini. Karena dalam pandangannya, di tahun ini merupakan awal untuk memulai geliat perkonomian lagi setelah pandemi Covid-19.

Kalau tidak begitu, maka menurutnya Lotim akan tertinggal dan hanya jadi penonton saja nantinya.

“Jika ingin daerah kita maju harus berani Kepala Daerahnya,” ketusnya. (gok)

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti
Iklan Berbayarspot_img
Iklan Berbayarspot_img

Latest Articles