Lombok Tengah, Barbareto.com – Baru satu tahun ditempati, Palofon ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Batu Kecamatan Paraya Barat Daya jangkih ambruk.
Ambruknya Plafon ruang UGD tersebut terjadi pada Jum’at 10 10 Januari 2024, pada jam 11 malam. Beruntung kejadian tersebut tidak ada pasien yang menjadi korban.
“Robohnya plafon ruang UGD terjadi pada saat hujan besar. Alhamdulillah tidak ada korban,” terang Kepala Puskesmas Batujangkih, H. Munawar.
Ia mengatakan, Semua plafon di Puskesmas itu lambat laun pasti akan terjadi juga pada setiap ruangan yang lain dan mulai dari plafon lantai 2.
Munawar mengatakan telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK Dinas kesehatan dan Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah.
“Kejadian ini sudah saya laporkan ke PPK dan Bapak Kadis dan pelayanan tetap berlansung seperti biasanya,” ungkapnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah, Dr. H. Suardi mengatakan, Plafon di Puskemas Batujangkih menggunakan gypsum yang tidak tahan terhadap air mengakibatkan plafon ambruk.Â
“Palafonnya pakai gypsum yang tidak bisa terkena air sehingga lembab dan lansung lepas dari pakunya dan akhirnya jatuh,” jelasnya.
Ia mejelaskan, terlebih saat ini curah hujan sedang tinggi pasti akan lembab. “Hampir di semua bangunan yg menggunakan plafon gypsum bermasalah bila kena air atau lembab,” ujarnya.
Ia menerangkan, Karena itu mulai tahun 2023, pihaknya tidak akan lagi menggunakan plapon gypsum lagi dan diganti tadengan PVC. “Untuk puskesmas batu jangkih yang plaponnya jatuh juga segera kita perbaiki,” tutupnya.Â
Sementara penggiat Anti korupsi Lalu Eko Mihardi mengatakan,sejak awal mengawatirkan jika pekerjaan puskesmas ini dilanjutkan tanpa perhitungan dan perencanaan yang matang.
Ia menjelaskan, Kejadian tersebut merupakan kali ke dua. “Ini sangat membahayakan bagi pasien rawat inap, tenaga Nakes, pesien rawat jalan,” ujarnya.
Eko beranggapan, tidak mungkin dengan Silpa 1,9 milyar mampu menyelesaikan sisa pekerjaan sesuai dengan spek.
“Apalagi kalau sy melihat sisa volume pekerjaan item itemnya masih sangat banyak saat putus kontrak dulu, mirisnya setelah putus kontrak bangunan tak terurus hingga setahun lebih tanpa penjagaan dan pengawasan sehingga banyak kramik yang hilang kaca kaca pecah dan lain lainnya,” bebetnya.
Ia menegaskan, akan meminta kepada Polda NTB segera melimpahkan kasus dugaan korupsi dalam pembangunan Puskesmas Batujangkih ini ke pengadilan apalagi kasus ini sudah naik penyidikan.
Ia melanjutkan, LHP BPK 2022 pada LKPD 2021 Sudah jelas bukan lagi potensial loss melainkan aktual loss kerugian negara yang nyata, di antaranya kelebihan bayar dari volume pekerjaan yang belum di kembalikan ke kas negara.
“Begitu juga dengan jaminan pelaksanaanya yg bodong yang nilainya masing masing besar besar sekali,kerugian keuangan negara adalah bukti pokok pada pembangunan puskesmas batujangkih dan sangat berpengaruh pada kualitas pelayanan publik,” tutupnya.