barbareto.com | Lombok Timur – Pembukaan Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus (Opspek) bagi Mahasiswa Baru (Maba) di Institut Agama Islam Hamzanwadi Nahdlatul Wathan (IAIH NW) Pancor, dihadiri oleh Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. TGKH. Muhammad Zainul Majdi, MA. melalui daring pada Sabtu 4 September 2021 kemarin.
Kegiatan Opspek IAIH NW Pancor kali ini digelar secara hybrid, dilaksanakan melalui virtual di dua tempat berbeda untuk mencegah kerumunan. Sekitar 500 Maba mengikuti kegiatan Opspek yang dilaksanakan selama empat hari mulai dari tanggal 4 sampai dengan 7 September 2021, dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat.
TGB yang juga sebagai Rektor di IAIH NW Pancor pada kesempatan itu berpesan kepada seluruh Maba, agar menjaga tradisi Pondok Pesantren (Ponpes) dengan mengamalkan dan menjalankan konsep adab di atas ilmu.
Karena sebagaimana diketahui, IAIH NW Pancor merupakan Perguruan Tinggi yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pondok Pesantren Darunnahdlatain Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (YPH PPD NWDI) Pancor.
Mantan Gubernur NTB dua periode itu juga penyampaikan, jika ilmu dan adab merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Ibaratnya bagaikan sepasangan sejoli yang tak bisa terpisahkan, jika salah satunya tidak ada maka akan menghasilkan sesuatu yang pincang.
Ia menekankan supaya Maba jangan sampai melupakan kedua hal tersebut, dan selalu menjaga akhlakul karimah kepada seluruh Dosen maupun pembimbingan di kampus.

“Sepintar pintar kalian, kalian adalah murid. Sebiasa-biasanya dosen kalian secara lahiriah, bahwa ananda semua harus ingat, beliau adalah guru atau dosen kalian. Hormatilah beliau,” pesan TGB ketika memberikan sambutan pada pembukaan acara Opspek melalui virtual pada Sabtu kemarin. (5/9/21)
Apalagi, kata TGB, kampus IAIH NW Pancor adalah warisan dari pendiri NWDI, NBDI dan NW yakni Almagfurullah Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Sudah seharunya Mahasiswa yang menuntut ilmu di IAIH NW Pancor, wajib menjaga marwah kampusnya.
“Tidak perlu kita menjadi hebat dengan menjiplak, katakanlah di tempat lain itu ketika Mahasiswa ingin menyampaikan aspirasinya dengan cara berdemo, ada juga yang membuat poster-poster tidak baik. Maka kalau di IAIH ini, gunakanlah dengan cara- cara yang beradab, atau dengan cara-cara yang baik,” tegas pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT. Bank Syariah Indonesia Tbk.
Dia juga memperingati Mahasiswa, kalaupun ada keluhan yang ingin disampaikan terkait dengan kondisi kampus, maka sampaikanlah dengan cara-cara yang baik. Karena tujuan yang baik, harus melalui proses yang baik pula.
TGB tak ingin Mahasiswa terprovokasi oleh orang-orang luar yang tidak bertangggungjawab. Alasan Ia menekankan hal itu, dikarenakan beberapa waktu yang lalu ada segelintir Mahasiswa yang menurutnya menyampaikan keinginannya namun dengan cara-cara yang tercela, itulah yang melatarbelakangi TGB tidak mau hal yang serupa terjadi lagi di kampus IAIH NW Pancor.
“Kalau salah caranya, maka rusak juga tujuannnya itu. Maka belajarlah dengan baik di sini, Insya Allah para dosen dan juga sarana pendidikan mengajar yang ada di IAIH ini cukup sebagai penunjang ananda semua untuk menuntut ilmu,” tandasnya.

Disisi lain, Ketua YPH PPD NWDI Pancor H. Muhammad Djamaluddin mengucapkan selamat datang bagi Maba yang akan menuntut ilmu di kampus IAIH NW Pancor. Dengan kedatangan Maba, semoga menjadi langkah selanjutnya untuk mendapatkan ilmu yang barokah.
Ia juga memberikan nasihat kepada Maba agar beradaptasi dengan lingkungan Perguruan Tinggi. Pasalnya, jika sebelumnya mereka menjadi pelajar itu mendapatkan pembelajaran 100 persen dari guru, maka ketika menjadi seorang Mahasiswa rata-rata mendapatkan pembelajaran tergantung diri sendiri karena Dosen hanya menjelaskan inti pembelajaran saja, selebihnya dikembangkan oleh Mahasiswa.
Djamaluddin juga menegaskan, selama IAIH NW Pancor berada di bawah naungan YPH PPD NWDI Pancor, maka prinsip dan sistemnya harus mencerminkan seorang santri. Jangan sampai meninggalkan nilai-nilai kesantrian yang diwariskan oleh Maulana Syaikh.
“Sangat aneh jika ada yang merasa bebas di IAIH ini, padahal IAIH ini di bawah Ponpes, maka wajib mengikuti adab dan jiwa dari Ponpes. Karena kalau lupa dengan apa yang menjadi harapan kita, maka dampaknya akan ke yayasan. Itulah yang kita tidak inginkan,” ulasnya. (gok)