Lombok Timur, Barbareto.com – Jelang sepekan berlansungnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lombok Tengah, sekolah yang berada di wilayah pinggiran belum tersentuh program unggulan Presiden Prabowo tersebut.
Para siswa yang telah menerima MBG lebih dulu, menyambut dengan antusias program tersebut. Namun beda cerita dengan siswa yang belum dapat menikmati program ini.
Para Guru kerap mendapatkan pertanyaan oleh anak didiknya perihal kapan MBG tersebut akan akan mereka terima.
“Siswa-siswi kami nanya terus kapan mereka akan dapat makan bergizi gratis ini karena disekolah lain sudah ada yang dapat,” ungkap Kepala Sekolah SMPN 6 Praya Timur, H. Mahijun (21/02).
Ia berharap program tersebut segera terlaksana di sekolahnya mengingat sekolah lain di Praya Timur sudah menikmati MBG sejak hari Senin lalu.
Muhijun mengaku khawatir jika program tersebut tak kunjung terlaksana hingga bulan Juli mendatang. Hal tersebut dikatakannya bisa berpengaruh terhadap jumlah penerimaan siswa baru nantinya.
“Kalau disekolah kami belum ada MBG sementara di sekolah lain yang ada di sekitar, maka akan menjadi pertimbangan calon siswa atau orang tuanya dalam memilih sekolah nanti,” jelasnya.
Dengan adanya program MBG tersebut, Ia berharap kebutuhan gizi 384 siswa yang ada di SMP tersebut dapat terpenuhi dengan baik.
“Kita berharap secepatnya mengingat sudah beberapa kali didata oleh TNI maupun pihak terkait,” tandasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN Gubuq Makam Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara, Lalu Muhammad Nasir. Ia berharap program MBG yang belum terlaksana di sekolahnya itu segera terealisasi.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, program tersebut belum terlaksana sama sekali di Kecamatan Batukliang Utara. “Informasinya dapur umumnya belum siap untuk wilayah Kecamatan BKU,” ucapnya.
Menanggapi pertanyaan siswa tentang waktu terlaksanya program MBG disekolahnya, Ia hanya bisa meminta siswa untuk bersabar dan menunggu.
Ia berharap program tersebut secepatnya dapat terlaksana sama seperti sekolah yang ada di tempat lain. Terlebih dampak program tersebut bagi sekolah yang ada di wilayah pinggiran dirasa sangat besar.
“Dengan adanya program tersebut nantinya kita tidak akan khawatir tentang kondisi tubuh siswa karena gizinya terpenuhi dan tidak ada lagi nantinya siswa yang beresiko terkena stunting,” terangnya.
Setidaknya dengan adanya jaminan makan yang tersedia di sekolah, siwa yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak perlu khawatir lagi soal uang sakunya. Siswa tersebut juga akan lebih fokus belajar dengan kondisi perut yang kenyang.