barbareto.com | Jakarta – Pemulihan ekonomi global masih sangat rapuh dipengaruhi oleh komplikasi kenaikan harga karena adanya supply disruption dan kenaikan harga komoditas.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (APBN KITA) November 2021 mengatakan bahwa hal ini akan menimbulkan dinamika global yang harus terus diwaspadai.
“APBN kita masih bekerja luar biasa keras, namun pemulihan ekonomi telah menopang konsolidasi dan pemulihan APBN juga. Jadi APBN memulihkan ekonomi, pemulihan ekonomi memulihkan kesehatan APBN. Inilah yang kita ingin terus jaga hubungan antara ekonomi dan APBN secara positif ini yaitu pemulihan berjalan terus sehingga kesehatan APBN juga bisa berjalan terus,” terang Menkeu. (26/11/21)
Indikator konsumsi dan produksi terkini menunjukkan penguatan yang solid seiring pengendalian pandemi Covid-19 yang membaik di Indonesia.
Baca juga : Ponsel dan Laptop Kantor Tak Dikenakan Pajak
Optimisme konsumen terus menguat tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 113,4 atau tumbuh 43,5 persen karena dipengaruhi oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat.
Indeks penjualan ritel juga diperkirakan membaik pada Oktober, sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat.
Sementara itu, indeks nilai belanja Mandiri pada akhir Oktober tercatat sebesar 115,2 atau menguat 15 persen diatas level pra pandemi.
Pada sisi produksi, PMI manufaktur Indonesia pada Oktober 2021 kembali mencatatkan rekor yaitu 57,2.
Impor bahan baku dan barang modal yang tumbuh sangat tinggi sebesar 55,8 persen dan 29,4 persen menunjukkan adanya aktivitas produksi domestik yang terjaga.
Pertumbuhan konsumsi listrik secara year on year juga tetap menunjukkan level positif pada Oktober utamanya pada sektor bisnis dan industri.
“Kita harus menjaga agar mobilitas masyarakat kita yang mulai baik, PMI yang membaik, dan konsumen confidence nya membaik ini tidak disertai kenaikan Covid sehingga kita tetap bisa menjaga pemulihan ini,” lanjut Menkeu.
Menkeu berharap di kuartal keempat APBN bisa dilaksanakan secara optimal, terutama dari sisi belanja baik itu belanja Kementerian/Lembaga maupun belanja dari pemerintah daerah yang masih sangat besar sekali.
Menkeu mendorong agar belanja negara ini dapat dieksekusi dengan optimal pada bulan-bulan terakhir ini.
“Kita berharap seluruh pemerintahan fokus untuk mengeksekusi belanja ini, sambil tetap menjaga tata kelola, sambil menjaga agar tidak dikorupsi, sambil tetap dijaga dari sisi akuntabilitasnya, sehingga seluruh belanja negara betul-betul bisa dirasakan masyarakat dan bermanfaat bagi pemulihan ekonomi,” tegas Menkeu. (BB – Kemenkeu)