Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Program beasiswa yang menjadi andalan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di rancang untuk membentuk generasi emas NTB di masa yang akan datang.
Memang secara kasat mata dampak dari program beasiswa NTB yang di pegang oleh Lembaga Pendidikan Pengembangan (LPP) itu tak serta merta berdampak secara langsung. Sebab itu merupakan program investasi jangka panjang yang di canangkan oleh Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah.
“Memang ini investasi jangka panjang, sehingga perlu konsistensi dan kesabaran dalam mengawal,” ucap Irawan Rahadi, M.Sc. Direktur LPP-NTB ketika di konfirmasi melalui jaringan seluler.
Sejauh ini menurutnya Pemprov NTB sudah serius mengawal program beasiswa bagi generasi muda di NTB itu. Sehingga sampai dengan saat ini program beasiswa tersebut berjalan sesuai perencanaan awal.
Hal yang penting lagi kata Irwan yaitu bagaimana komitmen pemerintah untuk terus memastikan programnya berjalan sesuai porsi yang sudah di tentukan.
Saat ini ia menyebut terdapat 357 mahasiswa yang sedang melakukan proses pembelajaran di Luar Negeri, yang sudah lulus ada 49, dan yang akan berangkat nanti pada bulan Maret 2021 sebanyak 76 penerima beasiswa (awardee).
Adapun alumni dari jebolan beasiswa NTB tersebut, saat ini ada yang bekerja di NTB dan ada juga yang sudah bekerja di luar daerah. Lebih-lebih alumni tersebut juga di ambil dari kompetensinya masing-masing. Sehingga bisa berkontribusi bagi daerahnya masing-masing.
Kendati demikian, kenyataannya jebolan beasiswa NTB mayoritas berkarir di dalam daerah. Walaupun belum ada mekanisme yang mengatur agar lulusan beasiswa NTB harus berkarir di daerah terlebih dahulu sebelum keluar.
“Seingat saya lebih banyak yang berkarir di daerah. Dan yang bisa kami lakukan saat ini lebih kepada pogram capacity building untuk mereka, sehingga lebih siap lagi berkarir di daerah,” jelas Dirut Irwan.
Ia juga membantah jika alumni beasiswa NTB hanya menambah pegangguran. Menurutnya semua alumni beasiswa NTB justru semuanya sudah berkarir.
“Insya Allah tidak ada, alumni kita Insya Allah sudah berkarir juga,” ucapnya ketika di tanya apakah alumni beasiswa NTB hanya menambah pegangguran.
Terkait dengan anggaran yang di habiskan oleh Pemprov pada program beasiswa NTB tersebut ia tidak menyebut secara jelas. Namun dirinya menjelaskan kalau dari awal terbentuknya LPP-NTB sampai dengan tahun 2019 itu menggunakan anggaran CSR dari perusahaan.
“Berikutnya pada tahun 2020 hingga saat ini merupakan kebijakan Pemrov menggunakan APBD. Karena jumlah penerima beasiswa semakin banyak,” ulasnya.
Karena anggaran beasiswa NTB sekarang menggunkan APBD maka kata dia dana tersebut ada di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Pihak LPP-NTB hanya menyiapkan laporan yang di perlukan terkait dengan kebutuhan mahasiswa/i.
Sementara itu Deny Susanti yang merupakan penerima beasiswa S2 ke Malaysia, mengaku sangat terbantu dengan adanya program beasiswa NTB dari Pemprov NTB tersebut.
“Alhamdulillah saya bisa melanjutkan studi S2 ke Luar Negeri berkat program beasiswa dari Pemprov NTB,” syukurnya.
Hal yang sama juga di rasakan oleh Taufik Kurniawan yang merupakan jebolan beasiswa NTB. Taufik sendiri merupakan alumni dari salah satu kampus Polandia berkat adanya beasiswa NTB.
Memang menurutnya dampak secara langsung tidak bisa di rasakan langsung di tengah masyarakat. Sebab itu butuh proses yang cukup lama.
“Bersinergi dengan instansi-instansi besar dari Luar Negeri merupakan langkah awal menggali wawasan dan pengalaman,” kata pria asal Sikur itu. (gok)