BARBARETO.com | Penuntut Umum Kejaksaan Negeri (Kejari) Badung menggelar Persidangan dengan agenda Pemeriksaan Setempat (PS) perkara tindak pidana Pencurian dengan Kekerasan (Curas) dengan Terdakwa WNA asal Inggris Gregory Lee Simpson (37) di Villa Seminyak Estate & Spa Royal 8, Jalan Nakula Gang Baik-baik, Desa/Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Selasa (24/5/2022).
Dalam proses Pemeriksaan Setempat ini dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum Ni Ketut Hevy Yushantini, S.H., M.H., Putu Yumi Antari, S.H., dan Wazir Iman Supriyanto, S.H., M.H., dengan Ketua Majelis Hakim I Wayan Eka Mariartha, S.H., M.H., dan Majelis Hakim. Nampak hadir juga Penasihat Hukum Terdakwa, pengawalan dari Polri (Polsek Kuta) dan pengamanan dari Tim Intel Kejaksaan Negeri Badung.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Badung Imran Yusuf, S.H., M.H., melalui Kasi Intelijen (Kasi Intel) Kejari Badung Made Gde Bamaxs Wira Wibowo, S.H., menyatakan Pemeriksaan Setempat ini dilakukan oleh Hakim untuk menambah keyakinan Hakim sebelum memutus perkara.
“Terdakwa Gregory Lee Simpson didakwa melanggar Primair Pasal 365 Ayat (4) KUHP, Subsidiair Pasal 365 Ayat (2) ke-1, ke-2, ke-3 KUHP,” ungkap Kasi Intel.
Bamaxs menjelaskan di dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum pada Kamis tanggal 11 November 2021 sekitar pukul 03.00 Wita, Saksi Korban Principe Nerini yang pada saat itu sedang tidur, terbangun karena kaget mendengar suara letusan kembang api di luar tempat tinggalnya di Villa Seminyak Estate & Spa Royal 8.
Kemudian dituturkan, Saksi Korban Principe Nerini melihat pintu kamarnya, pada saat itu juga Terdakwa Gregory Lee Simpson, Mateusz Mariusz Morawa (DPO) dan Brend Stefan Stade (DPO) yang mana mereka menggunakan penutup wajah berwarna hitam menuju tempat tidur Saksi Korban Principe Nerini serta menutup pintu dan gorden jendela.
“Setelah berada dekat dengan Saksi Korban Principe Nerini, Terdakwa Gregory Lee Simpson, Mateusz Mariusz Morawa dan Brend Stefan Stade memukul berkali-kali bagian muka dan mata sebelah kiri dari Saksi Korban Principe Nerini menggunakan kepalan tangan,” lanjut Bamaxs.
Kemudian salah satu dari mereka imbuhnya, menindih Saksi Korban Principe Nerini dengan kakinya, sedangkan salah satu dari mereka menutup mulut dan mata Saksi Korban Principe Nerini menggunakan lakban warna hitam serta mengikat kedua tangan dan kaki Saksi Korban Principe Nerini menggunakan lakban warna hitam dan kabel tis.
Baca juga : Garong Villa Sesama Bule, Gregory LS dan Nicola DS di Limpahkan ke Kejari Badung
Dalam kondisi kesakitan karena dipukuli dan tangan serta kaki terikat, kemudian Saksi Korban Principe Nerini ditaruh di tempat tidur. Kemudian salah satu dari pelaku menanyakan kepada Saksi Korban Principe Nerini mengenai nomor pin safety box dengan berkata ”If you not give me the code of safety box, I kill your wife”.
“Atas ancaman tersebut kemudian Saksi Korban Principe Nerini memberikan nomor pin safety box. Kemudian salah satu pelaku menguras isi dari safety box dan mengambil barang-barang didalam safety box,” ujarnya.
Barang yang dirampas berupa 4 (empat) buah BPKB Mobil Suzuki Jimny, 1 (satu) buah BPKB KTM 1290, 1 (satu) buah BPKB Harley, 2 (dua) buah BPKB Husqurnq 630, 1 (satu) buah BPKB Suzuki Swift, 1 (satu) buah BPKB Ford Ranger, 1 (satu) buah STNK Suzuki Jimny warna biru, uang tunai sebesar Rp200.000.000, uang Euro sebesar E10.000, uang Brasil sebesar 3900 Reais.
“Terdakwa Gregory Lee Simpson, Mateusz Mariusz Morawa dan Brend Stefan Stade juga mengambil barang lain yang berupa 1 buah gadget Samsung Note 10 hitam, 1 buah Samsung Z 3 Flip krem, 1 buah Samsung Fold 3 hitam, 1 buah Samsung S 20 Ultra hitam, 1 buah Samsung Fold Z hitam,” beber Bamaxs.
Tak hanya itu barang lain yang diambil 1 buah ponsel Realme C11 biru hitam, 1 buah laptop merk HP silver, 1 buah laptop merk MSI abu, 1 buah laptop merk Lenovo hitam, 1 buah laptop merk Intel hitam, 1 buah kamera merk Sony Alfa 7 III hitam beserta 8 buah lensa, 10 buah hard disk yang ditaruh di atas meja yang ada di dalam kamar.
Dikatakan di dalam salah satu HP tersebut terdapat wallet yang berisi Bitcoin dan uang digital sejumlah 552.863 USDT.
“Sidang selanjutnya ditunda ke hari Selasa tanggal 31 Mei 2022 minggu depan, untuk agenda pemeriksaan saksi,” pungkas Bamaxs. (B/ans)