Jakarta-Indonesia. BARBARETO – Laporan tanggapan terjadinya gempa bumi di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, serta hasil analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sebagai berikut:
I. Informasi Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi pada hari Minggu, tanggal 1 November 2020, pukul 10:43:20 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG, pusat gempa bumi terletak di Laut Banda pada koordinat 129,35° BT dan 7,27° LS, dengan magnitudo (M6,3) pada kedalaman 196 km, berjarak sekitar 200 km timur laut kota Tiakur (ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya). Menurut informasi dari USGS, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 129,247° BT dan 7,061° LS, dengan magnitudo (M5,7) pada kedalaman 181,2 km. Berdasarkan data GFZ lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 129,23° BT dan 7,13° LS, dengan magnitudo (M5,8) pada kedalaman 198 km.
II. Kondisi Geologi Daerah Terlanda Gempa Bumi
Wilayah-wilayah yang terletak dekat dengan sumber gempa bumi merupakan pulau-pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya yang disusun oleh batuan berumur Pra Tersier (terdiri – dari batuan metamorf, meta sedimen), Tersier (terdiri – dari batuan sedimen dan batugamping) dan Endapan Kuarter (terdiri – dari endapan pantai dan aluvial). Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
III. Penyebab Gempa Bumi
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari USGS, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas penunjaman lempeng di Laut Banda dengan mekanisme sesar naik. Zona penunjaman ini membentang mulai dari selatan pulau Timor, tenggara Pulau Yamdena, timur Kepulauan Kai dan membelok hingga utara Pulau Seram dengan mekanisme sesar naik. Menurut catatan dari Badan Geologi sumber gempa bumi penunjaman di Laut Banda pernah memicu terjadinya tsunami pada tahun 1629, 1674, 1852, dan 1938. Disamping dari aktivitas penunjaman di Laut Banda, sumber pembangkit tsunami lainnya diperkirakan dari longsoran cekungan Weber yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat.
IV. Dampak Gempa Bumi
Hingga tanggapan ini dibuat belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh kejadian gempa bumi ini. Guncangan gempa bumi terasa di Kabupaten Maluku Barat Daya dan diperkirakan pada skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercally Intensity). Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena kedalaman pusat gempa bumi dalam, sehingga tidak terjadi deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
V. Rekomendasi
(1) Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
(2) Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan kekuatannya lebih kecil.
Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi – KESDM