barbareto.com | Jakarta – Universitas Al-Azhar menyetujui permohonan Indonesia terkait dispensasi perpanjangan mu’adalah (penyetaraan) ijazah Madrasah Aliyah (MA) bagi para siswa yang akan kuliah di sana.
Kepastian disetujuinya permohonan ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Menteri Agama bagian Hubungan Antar Lembaga Hasan Basri Sagala usai bertemu dengan Grand Syeikh Al-Azhar di Kairo, Mesir, pada Jumat (17/9/21)
Hasan Basri menjadi bagian dari Delegasi Indonesia yang mendapat mandat dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk memproses permohonan dispensasi perpanjangan muadalah ijazah MA.
Tiga orang lainnya adalah Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama M. Adib Abdushomad, Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia TGB Zainul Majdi, dan Sekjen OIAA Mukhlis M Hanafi.
“Alhamdulillah, dispensasi perpanjangan muadalah ijazah Madrasah Aliyah di Indonesia sudah disetujui Grand Syeikh Al-Azhar. Proses penyiapan keberangkatan calon mahasiswa ke Kairo bisa segera dilanjutkan,” terang Hasan Basri, seperti yang dikutip dari Kemenag RI. (21/9/21)
Universitas Al-Azhar Kairo menjadi primadona siswa lulusan Madrasah Aliyah dan pesantren di Indonesia untuk memperdalam Ilmu-Ilmu KeIslaman (Islamic Studies).
Baca juga : TGB Jadi Wakil Komut Bank Syariah Indonesia
Tahun ini, setelah melalui serangkaian seleksi, baik tertulis maupun wawancara, ada 1.500 calon mahasiswa yang dinyatakan lulus. Namun, proses pemberkasan untuk keberangkatan sebagian besar dari mereka terkendala oleh persoalan muadalah (penyetaraan Ijazah) yang dipersyaratkan untuk studi lanjut ke Mesir belum kunjung selesai.
“Karena waktu perkuliahan semakin mepet, Menag mengirimkan delegasi bersama OIAA untuk melakukan permintaan dispensasi muaddalah bagi calon mahasiswa tahun 2021. Sebelumnya, permohonan dispensasi juga sudah disampaikan melalui surat. Alhamdulilah misi delegasi ini telah membuahkan hasil,” terang Hasan.
“Delegasi bahkan mendapat kehormatan dapat bertemu langsung dengan Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Ahmad Muhammad Ath-Thayyeb, Rektor Al Azhar Muhammad Husein Al-Mahroshowi, Penasehat Grand Syaikh Al Azhar dalam bidang pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Abdel Dayem Nossair, serta Ketua OIAA Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Ambassador Abdurrahman Musa,” lanjutnya.
Disetujuinya dispensasi muadalah ini disambut baik Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Menurutnya, persoalan keberangkatan calon mahasiswa baru Al Azhar sudah ada titik terang.
“Proses muaddalah sekolah/madrasah pondok pesantren oleh Kementerian Agama yang sedang berjalan harus terus dikawal hingga selesai. Sehingga, proses seleksi calon mahasiswa Mesir yang akan datang tidak terkendala lagi,” pesan Menag.
Selain memproses permohonan dispensasi muadalah, tim delegasi juga bertemu dengan pengurus Perhimpunan Pelajar Muslim Indonesia (PPMI) di Mesir. Juga bertemu dengan Wakil Ketua OIAA yang juga pensiunan Jenderal Polisi di Mesir, Osama Yassin. (BB-Kemenag)