barbareto.com | Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk. Untuk itu, permasalahan gizi ini menjadi perhatian yang serius bagi semua pihak dan perlu ditangani secara cepat dan tepat. Berdasarkan hasil PSG Kadarzi tahun 2012-2015 prevalensi kekurusan menurut indeks BB/TB atau BB/PB sebesar 7,43%, 7,32%, 9,81% dan 7,6%.
Angka tersebut fluktuatif namun apabila masalah gizi ini didiamkan maka akan menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang. Melihat fenomena tersebut maka dapat kita ketahui bagaimanakah pembiayaan penanggulangan kasus gizi buruk di Kabupaten Lombok Tengah yang dikeluarkan pemerintah maupun masyarakat.
Melihat hal tersebut, pada hari Selasa (18/01/2022) relawan Rumah Zakat, Peneliti dari Lombok Research (LRC) melakukan diskusi terbatas bersama Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah Bapak Dr. Suardi di kantor Dinas Kesehatan Lombok tengah.
Pada diskusi tersebut, dibahas beberapa model kerjasama dan kolaborasi bersama terkait program yang paling tepat di lakukan di Lombok Tengah. Melihat saat ini Lombok Tengah sebagai pintu masuk pariwisata bagian Timur Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama relawan rumah zakat menyampaikan program Siaga Gizi yang telah berhasil di laksanakan di wilayah Lombok, sehingga beliau menyambut baik program yang kedepanya bisa disinergikan. Kegiatan pendampingan pernah di coba di desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur bekerjasama dengan kader Posyandu dan Puskesmas setempat.
Dengan hadirnya program Siaga Gizi Rumah Zakat melalui super qurban dengan makanan turunan lainya, mampu menurunkan angka gizi kurang dan BGM di desa tersebut, berdasarkan penelitian dari mahasiswa kesehatan pada saat itu ungkap beliau.
“Kami telah memiliki pengalaman program terkait dengan penurunan angka Gizi buruk dan Gizi kurang di beberapa wilayah pulau Lombok,” ungkap Bapak Daut dari Rumah Zakat.
Baca juga : Bupati Memilih Orang yang Tepat Jadi Kadis Dikes Lombok Tengah
Bapak Daut juga menambahkan bahwa dengan pengalaman yang dimiliki oleh Rumah Zakat ini dapat diterapkan di wilayah Lombok Tengah. Atau bisa saja nantinya ada beberapa perubahan model program sesuai dengan karakteristik wilayah dan karakteristik masyarakat setempat.
“Program yang kami lakukan tidak kaku, bisa saja nantinya di modifikasi sesuai dengan karakteristik wilayah dan karakteristik masyarakat setempat,” tambah Bapak Daut.
Dengan hadirnya program super qurban rumah zakat beliau berharap menjadi Poin Strategis PMT Pendamping Makanan Tambahan selain makanan turunan untuk menangani gizi balita di Lombok Tengah.
Dalam kesempatan yang sama. Bapak Suardi selaku Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah menyambut baik program siaga gisi yang ditawarkan oleh Rumah Zakat. Dalam waktu dekat Kepala Dinas akan memanggil stafnya yang khusus menangani program terkait Gizi buruk dan kurang Gizi.
Diskusi lanjutan terkait dengan model formula program yang tepat dan lebih detail lagi harus dilakukan, agar program yang akan disepakati bisa berjalan dengan baik di Lombok Tengah. Dan harapannya kedepan agar kasus gizi buruk dan kurang gizi di Lombok Tengah bisa kita tekan ke angka yang paling minimal bahkan harus bisa sampai angka nol karena di saat ini Lombok Tengah menjadi tempat akan berlangsung nya MotoGP maret mendatang.
“Segara kita atur diskusi lanjutan untuk membahas lebih detail lagi model program yang akan dilaksanakan. Agar kasus gizi buruk dan kurang gizi di Lombok Tengah bisa kita tekan sampai angka nol,” ungkap Bapak Suardi menutup diskusi pada hari itu.