Pengawasan Proyek
Ia menambahkan, dalam kegiatan tersebut pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan pihak rekanan. Bersama Pelaksana Teknis Proyek (PTP) dari Dinas PUPR dan pengawas inspektor lapangan.
Amrulloh menjelaskan, sebelum melakukan PHO pihaknya terlebih dahulu memastikan bahwa setiap item pekerjaan sudah baik dan tepat sesuai dengan perhitungan PTP dan pengawas lapangan.
Adapun beberapa item yang menjadi fokus pemeriksaan dalam PHO, paparnya, yang pertama adalah legalitas proyek (papan proyek), apakah memenuhi itu atau tidak. Item selanjutnya adalah kolom, balok, plafon, atap, kanal, lantai, serta presisi letak bangunan.
Jika dalam proses pemeriksaan ditemukan ada item yang tidak memenuhi ketentuan, maka PPK akan mencoret tidak memenuhi, yang berimplikasi pada tertundanya pembayaran termin. Terhadap hal itu, PTP dan pengawas akan memberikan rekomendasi untuk dilakukan perbaikan.
“Tapi Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada pekerjaan yang kita temukan seperti itu,” akunya.
Lanjut dia lagi, sejauh ini pihaknya tidak menemui kendala yang cukup berarti. Terkecuali untuk pekerjaan yang lokasinya berada di lintas laut, seperti SDN 1 Paremas yang berada di Gili Belek dan SDN 1 Pulau Maringkik.
Dua lokasi tersebut kerap kali terjadi penundaan droping bahan akibat pengaruh alam/ cuaca yang tidak menentu.
Kendala lainnya adalah, kurangnya personil lapangan sehingga proses PHO agak sedikit tersendat. Dari 132 paket yang ada, baru 30 persen yang sudah PHO. Sisanya terus di kejar agar bisa selesai sesuai time schedule yang sudah di buat.
Selain paket PL, terdapat pula paket tender yang saat ini progressnya sudah mencapai 50 persen. Bahkan tiga diantaranya sudah dilakukan PHO. Ia menargetkan semua paket tender bisa rampung pada medio bulan Oktober, mendatang.
“InsyaAllah, mudah-mudahan tidak ada adendum waktu, sehingga pertengahan Oktober nanti semua paket tender itu selesai,” tutup Amrulloh.
Follow kami di Google News