20.5 C
Lombok
Senin, Juni 30, 2025

Buy now

Dukung Migrasi Tenaga Kerja Yang Aman, Pusat Informasi Terpadu “MOVE-ID” Resmi Diluncurkan

Jakarta, Barbareto.com – Untuk meningkatkan tata kelola migrasi tenaga kerja Indonesia dan memaksimalkan manfaat migrasi bagi pembangunan berkelanjutan, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH atas nama Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), bekerja sama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) meluncurkan Pusat Informasi Terpadu untuk Migrasi, Vokasi, dan Pembangunan Indonesia (MOVE-ID) di Bandung dan Mataram.

Peluncuran MOVE-ID dilakukan serentak di kedua kota pada hari Kamis, 19 Juni 2025 lalu. MOVE-ID, dikelola bersama oleh GIZ dan KP2MI, menyediakan akses terhadap informasi yang tepat dan akurat, serta layanan konsultasi dan pendampingan profesional bagi warga negara Indonesia yang berminat bekerja di luar negeri, khususnya Jerman serta negara lainnya di kawasan Eropa, Asia, dan Asia Tenggara.

MOVE-ID juga mendukung para pekerja migran yang kembali ke Tanah Air dengan menyediakan akses ke peluang kerja, pelatihan kewirausahaan, dan layanan publik yang relevan untuk membantu mereka dalam proses reintegrasi.

Pusat informasi terpadu ini berlokasi di Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Barat di Bandung dan BP3MI Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, namun layanannya menjangkau seluruh daerah pusat pekerja migran di Indonesia. MOVE-ID di Bandung difokuskan untuk melayani wilayah Indonesia bagian barat, sementara MOVE-ID di Mataram melayani wilayah Indonesia bagian timur.

Ahnas, S.Ag., M.Si., Direktur Jenderal Penempatan KP2MI, menyatakan, “MOVE-ID berfungsi sebagai wujud kehadiran negara dalam tata kelola migrasi kerja yang aman, sekaligus menjadi pilot project yang nantinya dapat dikembangkan di berbagai daerah. Pelindungan pekerja migran harus menjadi prioritas, termasuk memastikan kesesuaian dan kelengkapan dokumen, serta kepatuhan mereka terhadap mekanisme resmi sebelum mereka diberangkatkan,” ujar Ahnas (30/6).

Menurutnya, jika teredukasi dengan baik, maka pekerja migran dapat bekerja dengan aman dan memahami gambaran kerja di luar negeri. 

Makhdonal Anwar, Manajer Implementasi Program Pusat Migrasi dan Pembangunan GIZ, menjelaskan, “MOVE-ID dibangun untuk menjadi jembatan yang mempertemukan tenaga kerja Indonesia yang terampil ini dengan pasar tenaga kerja global, sekaligus membantu para pekerja migran Indonesia menjalani proses migrasi sesuai dengan jalur yang aman, adil, dan dikelola dengan baik. Kehadiran MOVE-ID memungkinkan masyarakat yang berminat bekerja di luar negeri untuk secara tepat dan sadar mengambil keputusan mengenai migrasi berdasarkan informasi yang memadai.”

Kebutuhan Pasar Tenaga Kerja Global Kebutuhan tenaga kerja profesional khususnya di Jerman dan negara-negara di Eropa, meningkat di berbagai sektor strategis seperti kesehatan, teknik, kerajinan, konstruksi, dan manufaktur. Kajian dari Bertelsmann Foundation tahun 2024 memproyeksikan bahwa Jerman membutuhkan sekitar 288.000 pekerja asing terampil per tahun hingga tahun 2040.

Sementara, Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang potensial dan terampil, berada di kelompok usia produktif. Ini pula yang melatarbelakangi dibentuknya MOVE-ID, yakni untuk memastikan kemitraan yang setara dan saling menguntungkan bagi Indonesia sebagai negara asal, Jerman dan negara lainnya sebagai negara tujuan, dan bagi para pekerja migran sendiri.

Laporan International Labour Organization (ILO) pada Desember 2024 menyatakan bahwa terdapat sekitar 167,7 juta pekerja migran internasional pada tahun 2022. Jumlah ini setara dengan 4,7% dari total angkatan kerja di seluruh dunia.

Sebagian pekerja migran berangkat tanpa mengikuti prosedur penempatan yang benar dan legal (non-reguler). Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, hanya 65,6 persen Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk ke negara tujuan secara reguler menggunakan visa kerja. Sisanya, sebanyak 21,7 persen bekerja menggunakan selain visa kerja, dan 9,3 persen bekerja non-reguler.

Melalui layanan konsultasi dan informasi, MOVE-ID ingin menurunkan jumlah pekerja migran non-reguler. Inspirasi Pekerja Migran Terampil Beberapa faktor pendorong peningkatan migrasi tenaga kerja ini adalah aspirasi untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik dan mengembangkan potensi diri. Hal ini pun diakui oleh Rukke Endari, calon pekerja migran yang sedang mempersiapkan diri untuk penempatan kerja di sektor kesehatan sebagai perawat di Jerman melalui skema G to G Triple Win.

“Dengan bekerja sebagai perawat di Jerman, saya berharap bisa memperbaiki ekonomi keluarga,” ungkapnya.

Rukke tergabung dalam satu angkatan calon perawat yang terdiri dari sekitar 129 orang. Untuk bekerja sebagai perawat di Jerman, Rukke harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Keperawatan dan sertifikat Bahasa Jerman minimal level B1 atau tingkat menengah, sebagai bukti ia mampu berbahasa Jerman secara mandiri dalam situasi sehari-hari. Selain itu, ia pun harus mengikuti Fachkurs, kursus keahlian di bidang keperawatan yang diselenggarakan dalam bahasa Jerman. 

Fachkurs bertujuan membekali calon tenaga kerja perawat dengan pengetahuan dan keterampilan keperawatan sesuai dengan standar negara Jerman. Rukke berharap bekerja di luar negeri akan memperluas wawasan dan relasinya dengan orang-orang dari berbagai negara. Ia pun berharap, dengan mengikuti sistem migrasi profesional yang legal, didukung oleh KP2MI dan GIZ, keamanan dan kenyamanannya sebagai pekerja migran terjamin. Motivasi utama Asmuni bekerja di luar negeri adalah keluarga. “Saya ini anak kampung dari keluarga sederhana. Saya ingin memartabatkan keluarga, memberi hadiah terbaik bagi orang tua dan ingin menghajikan mereka,” ungkapnya.

Di Korea, Asmuni bekerja di bidang injeksi plastik di sektor manufaktur. Meski butuh persiapan dan waktu lebih lama, ia memilih mendaftar melalui jalur resmi untuk menghindari risiko kerja di luar negeri. Sebelum berangkat, ia mendapatkan pelatihan keterampilan otomotif dari Balai Latihan Kerja Pariwisata di Denpasar, dan mempersiapkan diri dengan belajar bahasa Korea. Saat kembali ke Indonesia, Asmuni mendapatkan pelatihan bimbingan teknis untuk merintis usaha dari KP2MI. “Pelatihan tersebut sangat membantu saya dalam menyesuaikan diri ketika kembali ke Tanah Air. Saya mendapat pelajaran tentang pengelolaan keuangan dan manajemen. Ini berdampak positif terhadap cara pandang dan sikap mental saya, khususnya dalam melihat peluang dan membangun usaha,” kata Asmuni.

Ia berharap, “Semoga MOVE-ID dapat dengan maksimal memfasilitasi teman-teman yang akan berangkat ke luar negeri melalui jalur resmi. Saya juga berharap MOVE-ID bisa menjadi wadah bagi teman-teman yang telah kembali ke Indonesia, karena umumnya, banyak purna pekerja migran yang kesulitan beradaptasi dan membutuhkan bimbingan untuk melihat peluang atau memulai usaha dengan semangat setelah kembali ke Tanah Air.” MOVE-ID Mendorong Migrasi Profesional dan Terencana MOVE-ID merupakan bagian dari program global Pusat Migrasi dan Pembangunan (ZME) yang diimplementasikan oleh GIZ atas nama BMZ, bekerja sama dengan KP2MI.

Layanan MOVE-ID meliputi konsultasi mengenai prosedur dan persyaratan migrasi reguler ke Jerman, Uni Eropa, dan negara lain di kawasan Asia dan Asia Tenggara; dukungan perencanaan migrasi dan perencanaan karier sesuai dengan keahlian dan pendidikan calon pekerja migran, hingga rujukan ke lembaga terkait sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja migran, seperti kursus bahasa, pelatihan kerja, pengakuan kualifikasi profesi, serta pengurusan visa kerja. “GIZ mendukung migrasi tenaga kerja yang aman, tertib, dan berbasis keterampilan guna memastikan kemitraan yang setara dan saling menguntungkan bagi negara asal, negara tujuan, dan pekerja migran. Kami berharap, MOVE-ID dapat membantu pekerja migran, mulai dari saat hendak berangkat ke luar negeri, hingga kembali ke Tanah Air,” pungkas Makhdonal. (*)

- Advertisement -
Padly
Padly
Kontributor Lombok Tengah

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
120PengikutMengikuti
195PelangganBerlangganan

Latest Articles