Selong, Barbareto News – Harga beras di pasar tradisional terus merangkak naik. Meski begitu stok beras di Lombok Timur relatif aman setidaknya untuk dua minggu ke depan, bahkan hingga beberapa bulan kedepan.
Dinas Pertanian (Dispertan) Lombok Timur sendiri mencatat, pada minggu pertama bulan Oktober stok beras yang tersedia sebanyak 351.663,60 ton. Sedangkan kebutuhan beras di daerah ini selama satu pekan adalah 2.964,89 ton.
Jumlah tersebut Papar Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur Ir. Sahri, merupakan stok yang ada di Bulog. Sehingga angka tersebut masih bisa bertambah jika dikalkulasikan dengan gabah yang disimpan sendiri oleh petani.
“Sehingga tersisa dia sebanyak 348.698,71 ton, belum termasuk simpanan petani. Karna biasanya petani kita itu menyimpan untuk dimakan sendiri. Itu artinya kita masih siap,” papar Sahri, Jum’at (6/10/2023).
Saat yang sama, Sahri pun angkat bicara soal dampak El nino yang saat ini terjadi secara global. Namun ia merasa optimis bahwa pulau Lombok khususnya Lombok Timur tidak akan terkena El nino.
Hal itu di yakininya karena di beberapa tempat sudah mulai turun hujan, meski intensitasnya masih rendah. Kendati pun demikian, menurut dia, hal itu merupakan pertanda alam bahwa wilayah ini tidak akan terkena dampak El nino.
Meski begitu, pihaknya tetap melaksanakan program tanam padi yang rutin di laksanakan setiap tahun yang biasa disebut dengan istilah Asep (Agustus-September) dan Okmar (Oktober-Maret).
Dampak El Nino
Tak hanya itu saja, untuk mengantisipasi dampak El nino, pihaknya juga tengah menggencarkan program “Gerakan Tanam Padi” di area seluas 4.000 hektar, yang pada minggu lalu sudah di realisasikan sebanyak 1.500 hektar.
“Dan itu nanti akan kita panen sampai menjelang panen raya di bulan Maret. Oleh karna itu, sambung menyambung, ketersediaan padi di Lombok Timur akan tetap tersedia,” yakin dia.
Untuk memenuhi target 4.000 hektar tersebut, pihaknya terus bergerak di wilayah bagian utara/wilayah lereng Gunung Rinjani yang notabene memiliki ketersediaan air pada musim kemarau.
Beberapa wilayah tersebut antara lain, wilayah Kecamatan Terara, Sikur, Montong Gading, Pringgasela, sebagian wilayah Kecamatan Selong, hingga sebagian wilayah Kecamatan Pringgabaya.
“Nah ini daerah-daerah yang cukup tersedia air di musim kemarau, itu kita gunakan lahannya untuk tanam padi. Sehingga insyaallah tidak akan terjadi kekurangan ketersediaan beras di Lombok Timur,” ujarnya.
Karenanya Sahri menyampaikan kepada masyarakat khususnya di Lombok Timur. Agar tidak merasa resah dengan isu El nino yang saat ini menyita perhatian banyak orang.
Apalagi menurut dia, El nino tidak selamanya berdampak buruk bagi alam. Di sebagian wilayah Lombok Timur. El nino atau musim kemarau justru menjadi manfaat di mana pada bulan September-November lahan pertanian terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. Maka akan membuat lahan tersebut menjadi matang.
“Maka insyaallah pada saat di tanami padi nanti, tentunya dengan memperhatikan teknik-teknik menanam padi yang baik maka hasilnya akan semakin bagus. Baik secara kualitas maupun kuantitas,” pungkas Sahri.
Follow kami di Google News