BARBARETO.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah menyampaikan inflasi Indonesia turun di bulan November dari 5,71 persen menjadi 5,42 persen. Senin (5/12).
Angka tersebut menempatkan inflasi Indonesia di posisi ke dua terendah dari 20 negara G-20 setelah Jepang dan posisi 139 dari 186 negara di dunia.
Penurunan inflasi tersebut disebut Tito berkat kerja dan koordinasi tim pengendali inflasi di tingkat pusat maupun tingkat daerah.
Karena itu penanganan inflasi sebagai skala prioritas dapat menjadi perhatian, salah satunya melalui evaluasi yang dilakukan setiap pekan melalui Rakornas.
Kepala BPS, Margo Yuwono mengingatkan inflasi tahun 2022 memiliki sejumlah faktor penyebab.
Pertama, dijelaskannya, adalah perkembangan harga global sebagai akibat gangguan pasokan terhadap komoditas impor atau yang tidak dapat disiapkan di dalam negeri.
Faktor kedua adalah musiman seperti komoitas hortikultura maupun tingginya tingkat permintaan pada periode tertentu seperti hari raya atau hari besar keagamaan dan tahun ajaran baru.
Faktor terakhir adalah adanya penyesuaian harga terkait harga komoditas yang diatur pemerintah.
Margo merangkum bahwa harga yang diatur Pemerintah berpengaruh terhadap inflasi di semua kabupaten/kota.
Ia juga mengingatkan pentingnya melihat inflasi berdasarkan tahun kalender (yaer to date) untuk mengelola inflasi dengan lebih baik.
Sebagai tambahan, disampaikan pula agar waspada terhadap ancaman inflasi Desember 2022.
Tidak hanya akibat tingginya permintaan, melainkan pula karena bencana alam yang terjadi di wilayah sentra produksi, maupun sekitarnya.
Mendagri meminta sejumlah daerah menyampaikan intervensi yang dilakukan sehingga berhasil menekan laju inflasi, dan mengingatkan 52 Pemda yang sama sekali belum melakukan upaya intervensi guna pengendalian inflasi.
Ia pun mengingatkan daerah untuk meningkatkan realisasi APBD, baik dari sisi pendapatan maupun pembelanjaan.
Hal tersebut penting mengingat belanja pemerintah sebagai salah satu penggerak perekonomian masyarakat.
Ia juga menggarisbawahi realisasi BTT maupun bantuan sosial.
Baca berita lainnya di Google News