Lombok Tengah, Barbareto.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Inpeksi Salusran Pernafasan Akut (ISPA) dilaporkan meningkat selama musim penghujan di Lombok Tengah.
Lebatnya curah hujan diperkirakan menyebabkan kelembaban udara dan genangan air yang menjadi pemicu utama penyebaran penyakit tersebut.
Berdasarkan laporan dari tanggal 1 sampai dengan 10 Desember, tercatat sebanyak 15 kasus DBD. Jumlah tersebut menambah jumlah kasus DBD pada tahun 2024 menjadi 220 kasus semenjak bulan Januari.Â
“Dari tanggal 1 sampai dengan 10 Desember ada peningkatan dari bulan sebelumnya. Sebanyak 15 kasus dilaporkan mengalami DBD. Semoga kedepannya tidak ada peningkatan,” ujar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan (Dikes) Loteng, Lalu Putrawangsa (18/12).Â
Adapun sebanyak 58 persen kelompok usia dewasa lebih banyak terserang penyakit tersebut dibandingkan dengan kelompok usia anak dan lansia. Hal tersebut diperkirakan karena kelompok usia dewasa mempunyai mobilisasi yang lebih tinggi.Â
Putrawangsa menjelaskan, untuk mempersempit penyebaran penyakit DBD, pihaknya telah melakukan fogging di wilayah Puksemas Praya dan Langko.
Tak hanya itu, Dikes Loteng juga telah melakukan Pembebasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melalukan pembersihan dan pemberian bubuk abate. “Sebelumnya kita lakukan pemeriksaan angka bebas jentik, dan yang banyak malah nyamuk dewasa yang 7 hari sudah berkembang biak,” jelasnya.
Putrawangsa menjelaskan, angka kasus DBD tahun 2024 masih dibawah jumlah kasus DBD pada tahun sebelumnya. Ia berharap kedepannya tidak ada kejadian luar biasa dan jumlahnya tidak melewati angka kasus pada tahun sebelumnya. Â
Sementara itu, pada kasus ISPA, Putrawangsa menjelaskan terjadi peningkatan yang signifikan sejak bulan Oktober sampai dengan Desember.Â
Pihaknya mencatat, kenaikan kasus ISPA mengalami peningkatan sebesar 30 persen di masing-masing puskesmas. “Dari hasil laporan mingguan puskesmas, rata-rata puskesmas melaporkan ada peningkatan sebesar 30 persen,” ungkapnya.Â
Ia menerangakan, peningkatan tersebut karena masyarakat saat ini lebih aktif memeriksakan diri ke paskes yang ada. Selain itu, petugas puskemas juga secara promotif aktif melakukan pencegahan dengan mengunjungi masyarakat dari rumah ke rumah.
Putrawangsa berharap, masyarakat lebih memperhatikan lingkungan selama musim hujan dan tetap menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Selama musim penghujan masyarakat perlu memperhatikan lingkungan baik sanitasi dan lainnya. 80 persen penyakit disebabkan karena lingkungan yang tidak bersih,” tutupnya.