27.8 C
Lombok
Kamis, Juni 26, 2025

Buy now

Kunjungi Lotim, Tim Pusdiklat Kemenag RI Nilai Program Kemitraan INOVASI Patut Dijadikan Rujukan

Kemitraan Inovasi

Dalam kunjungannya ini, Dia juga fokus melihat dan menganalisa proses pembelajaran berdiferensiasi yang telah di terapkan di 70 MI dan SD sasaran. Yang masing-masing 40 MI sasaran di dampingi oleh kemitraan INOVASI dengan Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor. Dan 30 SD/MI di dampingi oleh kemitraan dengan Universitas Hamzanwadi.

“Kami juga sudah melihat bahwa anak-anak kelas satu sudah nyaman dalam pembelajarannya. Hal itu kami lihat secara langsung tadi ketika di kelas. Ini membuktikan bahwa mereka sudah nyaman belajar walapun baru beranjak dari TK ataupun PAUD,” ujarnya.

Maka dari itu, Ia bersama rombongan Tim Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag RI meyakini bahwa program ini akan berkembang ke depannya.

Hal itu bisa di lihat dari tingkat kebutuhan masyarakat atas program ini yang berdampak signifikan.

Berkenaan dengan itu, Kamad MI 1 Hamzanwadi NWDI Pancor, Kusuma Arnadi, S.Pd., menjelaskan. Bahwa IKM berbasis komunitas ini sebetulnya telah di laksanakan sejak pengembangan literasi yang inklusif.

“Semenjak kami mendapatkan banyak pelatihan dan pendampingan oleh kemitraan INOVASI melalui IAIH Pancor dan Universitas Hamzanwadi. Sejak itulah kami langsung terapkan di madrasah apa yang kami dapatkan ketika pelatihan. Dan itulah yang kami praktikkan hingga saat ini. Dan buktinya bisa di lihat secara langsung perubahan positif yang signifikan bagi anak-anak kami di MI 01 Hamzanwadi Pancor ini,” paparnya.

Lebih lanjut, sambung Kusuma, dengan adanya program ini telah merubah paradigma pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Terlebih lagi bagi guru, saat ini menurutnya guru-guru di MI 01 Hamzanwadi NWDI Pancor telah menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

“Bahkan kami juga saat ini telah menerima anak-anak yang ABK, kami memberikan pelayanan kepada anak-anak kami yang berkebutuhan khusus. Sebab, kami juga di ajarkan oleh guru sekaligus pendiri NWDI yakni TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bahwa bagaimanapun kondisi dan keadaan seseorang itu wajib untuk mendapatkan ilmu dan pembelajaran yang layak,” terangnya.

Adapun mengenai penerapan IKM, dia juga telah menerapkan seluruh rangkaian asesemen yang terbagi menjadi lima asesemen. Yang bertujuan untuk menganalisa kebutuhan pembelajaran dari siswa-siswi yang berbeda-beda di kelas dan hal itu juga sebagai pengontrol siswa.

- Advertisement -
Febriga
Febriga
Redaktur Pelaksana Barbareto.com

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
120PengikutMengikuti
195PelangganBerlangganan

Latest Articles