Edukasi
Selanjutnya, Wija Kusumastuti yang membidangi institusional Delterra menambahkan bahwa dalam kegiatannya lembaga ini fokus pada pendampingan dan edukasi pemilahan sampah.
Untuk itu, Delterra melakukan intervensi pada supply and demand pada TPS3R di enam desa.
“Di TPS3R, Delterra melakukan edukasi cara pembuatan kompos. Sementara di masyarakat, kami intensifkan upaya menyadarkan masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah. Ini memang tak mudah, karena hingga saat ini tingkat kesadarannya baru mencapai 68 persen,” jelasnya.
Agar sampah yang terpilah tak tercampur lagi saat di angkut, pihaknya juga melakukan intervensi dalam proses pengangkutan.
Pengangkutan sampah di enam desa itu di lakukan secara terjadwal antara sampah organik dan daur ulang.
Dalam kesempatan itu, Wija Kusumastuti juga menyampaikan salah satu kendala yang di hadapi TPS3R binaan Delterra adalah kesulitan dalam pemasaran pupuk organik yang di hasilkan dari pengolahan sampah.
Menurutnya, kendala ini harus di carikan solusi karena sampah yang di hasilkan masyarakat Bali, 70 persen adalah jenis sampah organik.
“Inilah salah satu tantangan kita dalam penanganan sampah. Makanya di TPA Suwung itu, volume gas metananya sangat tinggi sehingga mudah terbakar saat musim panas,” cetusnya.
Menyikapi kendala dalam penyaluran pupuk hasil pengolahan sampah, Pj Gubernur Mahendra Jaya akan menjajaki kemungkinan distribusi untuk program hutan sosial atau pertamanan kabupaten/kota.
Dalam pertemuan tersebut, Pj Gubernur Mahendra Jaya di dampingi Kepala Dinas dan Lingkungan Hidup I Made Teja, Kepala Bappeda I Wayan Wiasthana Ika Putra dan Kepala Dinas PUPR Nusakti Yasa Wedha.
Follow kami di Google News