barbareto.com | Mataram – Dalam rangka mempercepat vaksinasi bagi seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB), Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB saat ini sedang mempersiapkan vaksinasi bagi ibu hamil dan menyusui. Namun, tingkat kepercayaan mayoritas ibu hamil di NTB untuk melakukan vaksinasi masih sangat minim.
Oleh sebab itulah, perlunya edukasi secara masif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, untuk meyakinkan ibu hamil dan menyusui bahwa vaksinasi tersebut boleh dilakukan oleh ibu hamil.
Hal itu diutarakan oleh Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah dan menyarankan kepada tenaga kesehatan agar dapat menyampaikan informasi yang positif terkait vaksinasi Covid-19.
“Agar dapat memberikan informasi dan keyakinan kepada masyarakat terkait vaksinasi terutama ibu hamil harus dimulai dari tenaga kesehatannya terlebih dahulu, dokter perawat bidan harus satu kata dalam memberikan informasi,” kata perempuan yang karib disapa Umi Rohmi itu, ketika menerima rombongan BKKBN NTB yang berlangsung di Pendopo Wagub NTB kemarin. (26/8/21)
Disisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, ibu hamil yang terpapar Covid -19 berdasarkan data dari bulan Januari – Juli 2021 sebanyak 159 orang, ibu bersalin sebanyak 79 orang, ibu nifas sebanyak 164 orang dan meninggal dunia sebanyak 18 orang.
“Ini menjadi antensi kita untuk dilakukan vaksinasi untuk ibu hamil, yang sudah Dikes lakukan yakni telah dilakukannya pendataan ibu hamil yang mendapatkan vaksinasi dan melakukan koordinasi dengan berbagai organisasi profesi,” jelas Hamzi.
Sementara itu, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Drs. Sama’an akan melakukan vaksinasi kepada keluarga, termasuk kepada ibu hamil. Adapun target vaksinasi ibu hamil sebanyak 5.000 vaksin, dan lokasi vaksinasi akan dilakukan di Kota Mataran dan Kabupaten Lombok Barat.
“Vaksinasi keluarga yang akan dilakukan di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, kami menghimbau kepada masyarakat untuk datang ke tempat pelayanan vaksin karena yang akan melakukan vaksinasi oleh bidan – bidan praktik yang telah dilatih,” ungkap Sama’an. (gok)