Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Dalam rangka menyemarakkan Hari Santri Nasional, PT. Bank NTB Syari’ah Kantor Cabang Selong Pahlawan tak hanya memperingatinya dengan acara seremonial berupa apel yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Thohir Yasin Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Namun dalam kesempatan tersebut, Bank NTB Syari’ah KC Selong Pahlawan juga bekerjasama dengan Ponpes Thohir Yasin dalam pembuatan kartu santri untuk mengembangkan sistem keuangan digital.
“Selain apel peringatan hari santri nasional tahun ini, kami juga menandatangi kerjasama dengan Ponpes Thohir Yasin untuk pembuatan kartu santri,” ucap Lalu Samsul Hadi, Kepala Cabang Bank NTB Syari’ah KC Selong Pahlawan ditemui ketika selesai acara apel di Ponpes Thohir Yasin Lendang Nangka. Kamis, 22/10/2020.
Selain digunakan untuk pengembangan keuangan digital, Kata Samsul kartu tersebut juga bisa dipakai untuk transaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank NTB Syari’ah. Oleh sebab itulah, ia sangat mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Ponpes Thohir Yasin.
“Pembuatan kartu santri itu sekaligus berguna sebagai kartu ATM di Bank NTB Syari’ah,” ujarnya.
Terlebih lagi, Samsul mengungkapkan bahwa Ponpes Thohir Yasin merupakan Ponpes yang telah mendapatkan predikat juara 1 se Indonesia. Dalam layanan keuangannya yang menggunakan sistem digitalisasi yang telah bekerjasama dengan PT. Bank Syari’ah Cabang Selong Pahlawan.
Dengan demikian, ia memastikan bahwa inovasi dari Ponpes Thohir Yasin harus mendapatkan perhatian yang khusus dari seluruh instansi, termasuk oleh lembaga keuangan seperti Bank NTB Syari’ah.
Mengingat, lanjut Samsul, santri merupakan salah satu tonggak generasi Indonesia yang tak kalah berperan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Tentunya berlandaskan asas islami yang dipadukan dengan beragam kehidupan sosial di Indonesia.
“Santri merupakan penerus generasi bangsa yang ke depannya akan berperan untuk membangun Indonesia. Untuk itulah Bank NTB Syari’ah hadir untuk mendukung program kartu santri ini,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Madrasah Diniyah Salafiyah Modern (MDSM) Ponpes Thohir Yasin, Ahmad Patoni menerangkan bahwa semua aktivitas santri itu nantinya terekam dalam satu kartu terutama dalam hal digitalisasi keuangan. Hal tersebut menurutnya sangat berfungsi untuk menjamin keamanan pada sistem, dan akuntabilitas keuangan santri di Ponpes Thohir Yasin.
“Kartu santri ini sebagai sistem pengamanan keuangan santri, serta untuk menjaga akuntabilitas keuangan dari para santri kami,” jelasnya.
Pada sistem sebelumnya, Patoni menyebut jika sistem keuangan yang digunakan di Ponpes Thohir Yasin diakuinya belum maksimal. Untuk itulah, sistem keuangan dengan model digital yang ada di Ponpes Thohir Yasin nantinya akan terkoneksi dengan sistem yang ada pada Bank NTB Syari’ah KC Selong Pahlawan
“Kartu santri ini sudah di singkornkan dengan sistem keuangan yang ada di Bank NTB Syari’ah,” katanya.
Selain digunakan untuk transaksi keuangan, ia menjelaskan kartu santri itu juga berfungsi sebagai kartu keluar dan masuk di area Ponpes. Bahkan tak hanya itu, kartu tersebut juga nantinya sebagai alat absensi bagi santri dan santriwati.
Adapun kata Patoni, terkait dengan simpanan uang yang masuk di kartu santri tersebut. Itu secara otomatis akan di transfer ke masing-masing kartu santri yang dimilikinya, sebab setelah masuk menjadi santri di Ponpes Thohir Yasin. maka secara otomatis santri akan mendapatkan nomor rekening.
“Setiap anak yang masuk disini, maka secara otomatis nantinya akan mendapatkan nomor rekening,” ulasnya.
Untuk itulah, lanjut Patoni, agar kartu santri tersebut nantinya digunakan secara optimal. Maka semua aktivitas santri akan di monitoring secara terus-menerus melalui kartu santri, baik pada sistem pembelajaran, sistem administrasi ataupun sistem keuangannya.
“Kartu santri ini manfaatnya kompleks, selain sistem keuangan, itu juga nantinya digunakan sebagai sistem administrasi dan sistem pembelajaran,” sebutnya.
Di tempat yang sama, Munawir Husni selaku Wakil Ketua Kurikulum MDSM Thohir Yasin menambahkan, jika kartu santri tersebut lahir dari persoalan yang sering dialami oleh para santri. Untuk menjawab itulah, maka diterbitkan kartu santri yang dipegang langsung oleh masing-masing santri.
“Dulu kami sering kewalahan ketika mencari data santri, karena sistemnya masih secara manual. Kalau sekarang dengan adanya kartu santri ini, maka data dari santri itu jadi mudah kami temukan,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang ia pegang saat ini, jumlah santri dan santriwati yang mondok di Ponpes Thohir Yasin sebanyak 839 serta yang tidak mondok berjumlah sekitar 700. Munawir sendiri mengharapkan, dengan adanya kartu santri tersebut nantinya semua aktivitas santri bisa dimudahkan.
“Mudah-mudahan dengan kartu santri ini, semua aktivitas santri di Ponpes Thohir Yasin menjadi mudah. Hal itu juga nantinya akan memudahkan pencarian biodata santri secara lengkap,” tandasnya.