barbareto.com, opini – Terlepas bahwa Sitti Rohmi Djalilah alias Ummi Rohmi uang merupakan salah satu zurriyat Maulanasyikah TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, beliau merupakan seorang intelektual dan tokoh perempuan yang memiliki leadership dan pengalaman manajerial yang tak bisa diragukan. Di balik budaya patriarchy Sasak, munculnya ketokohan perempuan di kontestasi pilkada NTB harus diapresiasi dan mendapat dukungan penuh.
Narasi harus mendukung zurriyat itu tidak terlalu signifikan, karena fixed voter publik NWDI sudah jelas afiliasinya. Yang harus dikampanyekan adalah saatnya perempuan tampil sebagai catatan sejarah baru NTB memiliki gubernur perempuan sebagai manifestasi jejak sejarah, bahwa NBDI yang lahir 21 April 1943, enam tahun sejak berdirinya madrasah NWDI adalah legacy kesasakan kita oleh Almagfurlah pendirinya, kakek beliau yang mendidik kesadaran kita untuk memuliakan kaum perempuan. Memberikan ruang setara pada penghargaan atas kapasitas dan kapabiltas yang tak tersekat batas tafsir gender.
Harus dipahami, bahwa ikhtiar Ummi Rohmi maju di NTB 1 itu adalah mandat rakyat NTB, bukan hanya karena beliau adalah Ketua Muslimat NWDI atau seorang Rektor Universitas Hamzanwadi, salah satu PTS terbesar di NTB. Ini bukan sekedar urusan privat atau kepentingan keluarga atau kepentingan organisasi tertentu. Ini mandat rakyat NTB yang harus kita apresiasi, taken for granted.
Jadi, kontestasi pilkada ini jangan dimaknai sempit tentang problem zurriyat, atau hal ihwal dukungan keluarga bla-bla. Ummi Rohmi adalah representasi dari semangat NTB yang maju dan berdaya-saing. Akhirnya, hadir sebuah pertanyaan reflektif, apakah sudah siap kita dipimpin oleh perempuan? Apakah kita sudah terbebas dari pikiran patriarchy yang sempit, untuk memilih pemimpin berbasis pengalaman, kapasitas dan programnya?
Ummi Rohmi adalah babak sejarah baru NTB, untuk meng-upgrade kesadaran kita tentang: betapa kaum NTB sudah layak disejajarkan dengan daerah lain di bidang prestasi dan kemajuan di negeri ini..
Ummi Rohmi, ilal amaam sir la tubaali..
Catatan redaksi