barbareto.com | Belakangan ini truk pengangkut galian c dari selat masuk ke jalan Sanggem – Tebola. Ini diakui sudah terjadi sejak delapan bulan lalu. Kuat dugaan truk lewat jalur ini untuk menghindari portal Pemerintah di Rendang atau Selat.
Truk juga banyak lewat pada malam hari. Kondisi ini membuat warga Tebola, Sidemen was was. Mereka mengaku terganggu dengan keberadaan truk tersebut yang lewat kampungnya.
Terlebih jalan disana sempit sehingga kalau dilalui truk pengangkut meterial akan sangat mengganggu. Akibat truk banyak yang lewat, jalan yang baru di service mulai rusak.
Menurut salah satu warga Tebola, I Gusti Lanang Sidemen Handarawata ada enam titik lokasi jalan mulai rusak. Yang dikhawatirkan sepanjang jalan tersebut banyak ada gorong-gorong untuk saluran subak.
Kalau terus dilalui truk bisa ambles dan jebol. Sehingga akan mengganggu air subak. Ada satu saluran subak cukup vital yakni menuju subak Puan di Desa Campah dan Bloncing.
Ada ratusan haktar sawah yang dialiri air dari jalur tersebut. Selain itu kalau gorong-gorong sampai jebol Tebola dan Sangkan gunung Akan terisolir.
Dampak jalan rusak, ada enam titik yg rusak dari sanggem sampai sidemen. Banyak gorong-gorong air yang ditakutkan jebol, karena bisa mengganggu subak.
Baca juga : Truk Molen Mondar Mandir, Jalan Pantai Siyut Berdebu dan Kotor
Ada yang vital ke subak puan satu desa campah dan bloncing, karena mengairi ratusan hektar. Jembatan kuno dengan batu kapur, di dusun tebola ini rawan jebol. Kalau jebol warga tebola dan Sangkan Gunung bisa terisolir.
Jalan sepanjang enam kilo meter ini memang tidak layak untuk truk besar. Jalan cukup berbahaya turunan dan berkelok. Namun beberapa sopir nekad untuk menghindari portal.
Padahal jalan kecil dan dibawah banyak rumah penduduk sehingga sangat berbahaya buat sopir truk dan juga warga sekitar.
Gus Men sendiri mengakui kalau warga juga sudah bersurat ke Camat dan PHRI serta instansi terkait agar dicarikan solusi. Karena juga akan mengganggu wisatawan yang belakangan ini mulai menggeliat pasca Pandemi.
“Turunan cukup tajam di Banjar Ogang namun sopir cukup nekad,” ujarnya.
Sebelumnya jembatan kuning di Tebola sempat rusak karena dilalui truk. Sekarang ini sudah diperbaiki. Warga juga khawatir jembatan cepat rusak kalau kerap dilalui truk dengan tonase berat.
Sementara itu kepala badan pendapatan dan aset daerah I Wayan Ardika mengaku akan segera menindaklanjuti hal ini.
“Kami akan turun untuk menjaga jalan tersebut,” ujarnya.
Terlebih lagi ada indikasi kalau truk tersebut sengaja lewat disana untuk menghindari portal.
“Kami akan turun dan melakukan pengawasan sekaligus berjaga,” ujarnya.
Dirinya juga sudah berkoordinasi dengan pengusaha galian c agar memberitahu sopir untuk tidak menghindari portal. Karena apa yang dilakukan tersebut adalah pelanggaran. Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas perhubungan. (tra)