Lombok Timur-NTB. barbareto.com – Satu hari setelah lebaran menjadi momentum untuk berwisata religi bagi sebagian masyarakat, tak terkecuali bagi masyarakat pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penduduk Lombok yang mayoritas beragama Islam acap kali menjadikan momen bulan syawal untuk berziarah ke makam keluarga maupun makam tokoh-tokoh agama setempat.
Salah satu destinasi wisata religi yang sering dikunjungi oleh masyarakat Lombok seusai lebaran yakni, Makam Tuan Guru Haji (TGH) Mohammad Sibawaihi Mutawalli.
Makam tersebut berlokasi di ujung selatan pulau Lombok, tepatnya di Bukit Ujung Kemalik, Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur.
Bagi masyarakat yang berlokasi di Kota Mataram, jika ingin ke makam tersebut bisa menempuh jarak 67 km atau sekitar 1 jam 30 menit dari pusat Kota Mataram hingga sampai ke Makam TGH Moh. Sibawaihi Mutawalli.
Puluhan bahkan ratusan masyarakat Lombok berdatangan ke makam tersebut setelah merayakan lebaran. Bukan hanya dijadikan tempat berziarah, namun Makam itu juga sering dijadikan destinasi wisata.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang bersua foto di tempat tersebut. Sebab, panoranama disekitar Makam juga memanjakan mata para peziarah yang datang.
“Setiap tahunnya kami beserta keluarga datang kemari setelah lebaran untuk berziarah sekalian berwisata. Karena lokasi makam ini juga sangat cocok dijadikan tempat wisata religi,” kata Iza salah satu pengujung makam.
Terletak di atas bukit dengan dikelilingi oleh pantai dan hutan lebat di areal makam. Itulah yang menjadikan Makam TGH. Moh. Sibawaihi Mutawalli tetap ramai dikunjungi oleh masyarakat, selain karena ketokohan beliau dulunya yang menyebarkan ajaran Islam semasa hayat.
Lebih-lebih di kompleks makam tersebut juga banyak didapati tempat singgah, yang dalam bahasa suku Sasak – Lombok dikenal dengan sebutan berugak. Bukan hanya satu atau dua berugak saja, namun ada belasan berugak yang dibangun di areal makam.
Kabar yang beredar, berugak-berugak tersebut ada juga sebagian yang dibangun swadaya oleh masyarakat yang merupakan jama’ah dari TGH. Moh. Sibawahi Mutawalli semasa hayat. (gok)