Denpasar – Proyek pemeliharaan berkala Jalan Provinsi Ruas Denpasar – Simpang – Tohpati, menjadi sorotan masyarakat karena material berupa pasir yang di gunakan untuk spesi berwarna kecoklatan seperti tanah. Dan tidak masuk spek kalau di gunakan untuk pasangan batu.
Proyek pekerjaan dan pemeliharaan jalan yang dananya berasal DAK (Dana Alokasi Khusus) PUPR Provinsi Bali tersebut ada
di bidang Bina Marga PUPR Provinsi Bali dengan nilai kontrak Rp 6.921.592.000,00 (Enam Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Sat Juta Lima Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Rupiah)Â dan saat ini dalam pengerjaan.
Dari pantauan awak media ini dilapangkan, Kamis, (26/8/22), pekerjan proyek pemeliharaan jalan masih berjalan lancar. Namun, diduga kurang mendapat pengawasan, baik dari pihak Bina Marga maupun pengawas. Proyek tersebut sebenarnya mendapat pengawasan dari dua konsultan pengawas, yaitu CV. Gumi Artha Karya, CV. Sukarma dan Rekanan -KSO.
Terkait penggunaan material berupa pasir berwarna coklat (foto, red) pada proyek pemeliharaan jalan, hal ini disanggah oleh Kabid Bina Marga Provinsi Bali, Wayan Putu Suarjana.
Sebagai leading sektor pekerjaan proyek pemeliharaan jalan ini, saat di konfirmasi menjelaskan jika poto dan video yang awak media ini kirim bukan untuk spesi, dia menjelaskan jika pasir tersebut khusus buat urugan.
“Tadi saya cek pasirnya itu untuk urugan, Pasir pasang yang lain pak,” terangnya melalui pesan WhatsApp, Selasa, (23/8/22). Memang benar apa yang di katakan Kabid Bina Marga Provinsi Bali, Wayan Putu Suarjana.
Jika pasir yang sama digunakan untuk urugan paving block, memang ada sebagian ruas sudah terpasang dengan urukan pasir tadi (pasir coklat). Dari penelusuran awak media ini di sepanjang lokasi proyek pemeliharaan jalan, tidak ada material lain yaitu pasir lain yang digunakan untuk pemasangan tembok maupun spesi.
Material berupa pasir yang warnanya menyerupai tanah tersebut oleh beberapa narasumber yang minta namanya tidak di mediakan kurang yakin akan kualitas pasirnya jika di gunakan untuk pasangan batu maupun beton.
“Tergantung peruntukannya… kalau untuk urugan ini masuk… tapi kalau untuk pasangan ini kayaknya kurang memenuhi spek,” terang sambil wanti – wanti namanya tidak di tulis. (Ans)
Baca berita lainnya di Google News