Mataram, barbareto.com – Meninggalnya Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said, Solo, Wahyu Dian Silviani masih menjadi tanda tanya.
Pasanya, Dosen UIN Solo tersebut di temukan meninggal dunia di dalam rumahnya di Solo dengan tanda-tanda penganiayaan
Almarhumah diketahui merupakan anak guru besar di salah satu universitas terkemuka di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Meninggalnya dosen berparas cantik Dian Silviani berusia 34 tahun tesebut mengejutkan sahabat dan teman sekerjanya, khususnya civitas akademika UIN Solo.
Pasalnya, beberapa hari sebelum meninggal, wanita cantik yang meniti karir akademis saat masih honor di Unram ini biasa-biasa saja, alias dalam keadaan sehat walafiat dan tak ada tanda tanda dan masalah yang membelit pribadinya.
Segenap civitas akademika UIN Raden Mas Said turut memberi belasungkawa dan menyatakan kehilangan sosok pendiam yang santun dalam bergaul itu.
Jenazah almarhumah diterbangkan dari Solo ke Mataram diantar sejumlah kerabat dan para sahabatnya.
Terkait musibah ini, Ketua Umum LSM Garuda Indonesia yang berpusat di NTB, M. Zaini angkat suara.
Dari kantor Barbareto yang meminta tanggapannya minggu malam 27/8/2023), M. Zaini menyampaikan turut berduka cita dan mendoakan semoga Dian Silviani meninggal Husnul Khotimah. Tenang di sisi Allah SWT amin 3 X YRA.
Karena kematian Dian Silviani dengan tanda-tanda dugaan penganiyaan sebagaimana pemberitaan di sejumlah media TV. Zaini meminta dan mendesak kepada Polda Jawa Tengah, khususnya Polresta Salatiga agar mengusut tuntas tragedi kematian itu.
“Saya sebagai pribadi dan mewakili LSM Garuda Indonesia yang bermarkas pusat di NTB menaruh harapan optimistis kepada Polda Jawa Tengah dan Polresta jajarannya dapat dengan segera menangkap pelaku penganiayaan terhadap almarhum Dian Silviani,” ujar Zaini menutup pernyataan singkatnya.
Follow kami di Google News