20.8 C
Lombok
Senin, Juni 16, 2025

Buy now

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, Guru Diharapkan Mampu Beradaptasi

BARBARETO.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lombok Timur khususnya pada Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) saat ini tengah fokus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap semua sekolah SD. Hal itu dilakukan mengingat saat ini sedang masa transisi/peralihan penerapan kurikulum, yakni dari kurikulum K13 ke kurikulum merdeka belajar.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lotim, izzuddin, kepada barbareto.com saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Senin 19 September 2022.

Dikatakan Izzuddin, bahwa saat ini sekolah-sekolah dasar yang ada di lombok timur, belum sepenuhnya mengaplikasikan (menerapkan-red) kurikulum merdeka belajar.

“Karna saat ini sekolah-sekolah masih diberikan kebebasan untuk memilih, apakah mereka mau menggunakan kurikulum lama atau yang baru (kurikulum merdeka belajar-red),” katanya.

Pada dasarnya, lanjut dia, setiap sekolah dapat memilih sendiri kurikulum yang mau diterapkan dengan cara mendaftar melalui link yang diberikan oleh pusat. Tentunya dengan pertimbangan kondisi masing-masing sekolah.

Menurut hemat dia, seyogyanya para guru dan kepala sekolah menyambut baik inovasi dari kementerian pendidikan dengan konsep pengembangan tersebut. Jika tidak, maka akan tertinggal.

Sebab, jelas dia, dalam penerapan kurikulum merdeka belajar tersebut akan banyak terintegrasikan dengan media-media pembelajaran melalui TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Dia menyebut, bahwa konsep pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar adalah, memberikan kebebasan kepada peserta didik/siswa dalam mengembangkan bakat yang dimiliki. Sehingga bakat yang ada pada diri siswa dapat berkembang secara maksimal.

“Setiap anak itu kan memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda. Nah ini mungkin yang mau dijawab dengan konsep merdeka belajar ini,” tuturnya.

Diuraikan lebih lanjut, pada kurikulum-kurikulum sebelumnya, evaluasi dilakukan dengan ujian menggunakan tes yang dikenal dengan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer).

Sementara pada kurikulum merdeka belajar sudah tidak lagi menggunakan ujian sebagai bahan evaluasi siswa, diganti dengan asesmen yang dikenal dengan istilah ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer).

Asesmen, kata dia, dalam penerapannya di back up dengan media pembelajaran dan media-media lain yang berkaitan dengan teknologi yang bersifat online.

“Sehingga nanti untuk menjawab kebutuhan itu, kemampuan guru maupun siswa dalam pengaplikasian teknologi/komputer itu akan menjadi keniscayaan,” tandasnya

Terkait kesiapan civitas sekolah baik guru maupun siswa, praktis tidak ada kendala yang berarti. Sebab di era sekarang, ujar dia, teknologi komputer sudah tidak lagi menjadi barang asing, sehingga hanya soal kesiapan saja.

Di lombok timur sendiri, jumlah sekolah SD berjumlah sebanyak 700 lebih. Sedangkan yang sudah mendapatkan bantuan TIK dari pemerintah, baru 200 sekolah pada tingkat SD.

Artinya, jumlah sekolah yang tercover dari peralatan teknologi komputer tersebut persentasenya masih rendah. Rencananya pada tahun 2023 mendatang, pemerintah pusat akan memberikan bantuan TIK dengan jumlah yang lebih banyak.

Baca berita lainnya di Google News

- Advertisement -
Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
121PengikutMengikuti
195PelangganBerlangganan

Latest Articles