Lombok Timur, barbareto.com – Kasus perundungan dan pelecehan seksual kerap terjadi di lingkungan sekolah, meski segala upaya telah dilakukan oleh pihak satuan pendidikan untuk mencegah kasus tersebut, nyatanya masih banyak terjadi.
Belakangan ini video perkelahian yang melibatkan dua orang peserta didik tingkat Sekolah Dasar di Lombok Timur menghebohkan jagad dunia maya. Kendati berakhir secara kekeluargaan.
Hal itulah kemudian yang medasari tercetusnya sebuah ide briliant dari kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (UPT DIKBUD) Kecamatan Sikur Karyatul Aini, S.Pd, yakni dengan memasang CCTV di semua sekolah.
Menurut Karmila, panggilan akrab Karyatul Aini, ide tersebut bahkan terbersit di benaknya sejak 2023 lalu. Bermula dari beberapa laporan yang ia terima bahwa seorang oknum guru di salah satu SMP kerap melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap muridnya.
“Saya beberapa kali menerima laporan bahwa ada oknum guru yang berprilaku tidak pantas. Misalnya, oknum guru tersebut memberikan sebuah polpen, tapi dia suruh ambil sendiri polpennya yang ditaruh ditempat sensitif,” tutur Karmila, Selasa (2/4/2024).
Dirinya kemudian memanggil oknum guru bersangkutan. Setelah melakukan BAP, ia kemudian menempatkan oknum tersebut di kantor UPT DIKBUD Sikur agar memudahkan pemantauan serta memudahkannya untuk melakukan pembinaan.
Selang beberapa bulan kemudian oknum guru tersebut terpaksa dipindahkan ke sekolah yang berbeda, karena oknum itu sering meminta dengan alasan supaya sertifikasinya tidak terhapus.
Namun lagi-lagi dirinya mendapatkan laporan yang sama dari kepala sekolah yang baru tempat oknum itu dipindahkan. Atas rasa tanggungjawabnya, ia kemudian mengumpulkan semua pengurus gugus dan ketua K3S untuk membahas langkah-langkah yang harus dilakukan.
Maka tercetuslah gagasan agar semua sekolah di wilayah satuan pendidikan kecamatan Sikur untuk dipasangkan CCTV. Upaya tersebut dipandang perlu agar kepala sekolah dapat melakukan pengawasan secara menyeluruh di lingkungan sekolah.
“Nah sehingga pada bulan Januari 2024 lalu, para kepala sekolah dan K3S bersepakat untuk memasang CCTV di sekolah,” bebernya.
Menindaklanjuti kesepakatan itu, atas nama kepala UPTD dirinya kemudian memberikan imbauan secara lisan saat rapat dengan semua kepala sekolah.
Menurut dia, himbauan yang ia berikan tentu saja tidak mengandung unsur paksaan, tetapi disesuaikan dengan kemampuan keuangan sekolah masing-masing. Setiap sekolah tentu diharapkan untuk mendahulukan kebutuhan yang lebih mendasar.
“Jadi tidak ada paksaan sebenarnya. Silahkan masing-masing sekolah memenuhi kebutuhan yang lebih urgent, seperti alat peraga, buku, laptop dan lain-lain,” terangnya.
Terbukti, dari 52 sekolah negeri yang ada di kecamatan Sikur hanya sebanyak 28 sekolah yang sudah mendaftarkan diri untuk memesan, dan yang sudah memasang baru 15 sekolah saja. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa tidak ada paksaan didalamnya.
Selanjutnya ia menegaskan, bahwa dalam proses pengadaan CCTV pihak sekolah yang memilih sendiri tempat mereka memesan, bahkan pembayarannya pun bukan ke UPT. Sehingga kesimpulannya UPT tidak pernah menjadi suplayer.
“Kalo masalah spesifikasi dan harga saya tidak tau sama sekali. Silahkan itu ditanyakan ke pihak sekolah dan K3S, tentu mereka punya faktur pembeliannya,” pungkasnya.
Menanggapi adanya imbauan seluruh sekolah di Kecamatan Sikur untuk pemasangan CCTV oleh Kanit UPTD Dikbud justru diapresiasi Sekdis Dikbud Lombok Timur, Yulian Ugi Listianto.
Menurutnya, pemasangan CCTV itu akan sangat berdampak positif bagi keamanan sekolah. Ini dikatakan Ugi di ruang kerjanya pada Rabu (27/03/2024) di ruang kerjanya sebagaimana dilansir dari harian pelita.
Ugi mengutarakan hal itu usai menerima Pengurus K3S Kecamatan Sikur dan pengurus Gugus se-Kecamatan Sikur.
Kedatangan K3S dan pengurus gugus tersebut dalam rangka menjelaskan kesepakatan untuk pemasangan CCTV di sekolah karena sangat banyak manfaatnya di era digital ini.
Namun demikian menurut Makbul, S.Pd selaku Ketua K3S Kecamatan sikur, bahwa tidak ada pemaksaan dalam hal ini.