
barbareto.com | Lombok Timur – Rohmiatun atau yang akrab disapa Omi merupakan gadis asal Dusun Dasan Bantek, Desa Pringgabaya, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur. Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi gadis yang saat ini berusia 22 tahun itu, pasalnya Ia tidak pernah menyangka bisa menulis buku hasil karangannya sendiri.
Tulisan tangannya itu berjudul “Haruskah Aku?”, merupakan catatan-catatan yang dibuat Omi dari hasil Cerita Pendek (Cerpen) yang dikumpulkan menjadi sebuah karya tulis bergenre romantika.

Ketika menerbitkan karyanya tersebut, awalnya Omi dikenalkan oleh salah satu temannya supaya ikut bergabung dalam komunitas penerbit buku. Mulai dari sanalah, Ia mengenal event-event tentang kepenulisan, terutama mengenai karakteristik penulisan Cerpen.
Omi sendiri dilahirkan dari orang tua sederhana yang saat ini bermata pencaharian sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Negara Malaysia, dan mempunyai seorang adik. Tentu dengan keadaan seperti itu tidak membuatnya patah semangat untuk terus membangun literasi.
Ia mengatakan, mulai gemar menulis semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Itupun Omi memulai tinta goresannya tersebut awalnya hanya mencatat aktivitas kesehariannya saja.
“Mulai menggeluti dunia literasi dengan serius itu mulai dari tahun 2020 lalu, ketika bulan ramadhan,” ungkapnya. (21/6/21)
Gadis yang telah lulus dari bangku kuliah pada tahun 2020 yang lalu ini, juga mengakui sering ikut lomba literasi. Kendati dirinya tak mendapatkan juara dari lomba-lomba tersebut, namun itu tidak menyurutkan tekadnya untuk terus mengasah kemampuan menulisnya.
Ketika dirinya masih kuliah di Universitas Hamzanwadi, Omi mengaku mendapatkan pengetahuan dari banyak hal. Selain kampus, Ia juga aktif dibeberapa organisasi mahasiswa seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Pecinta Alam (Oasistala).
“Alhamdulillah saya mendapatkan pelajaran yang banyak dari kampus maupun organisasi,” imbunya.
Adapun karyanya yang berjumlah 130 halaman itu bisa didapatkan dengan cara Pree Order (PO) atau memesan terlebih dahulu. Dia berharap, ke depannya bisa menulis buku-buku dengan genre yang berbeda.
“Harapannya bisa merilis buku lagi, dengan mencoba genre-genre yang berbeda,” harap Omi. (gok)