Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Pelaporan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2020 di semua Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Lombok Timur baru mencapai 53%. Adapun SMP swasta maupun negeri di Lotim sebanyak 248 dan SD swasta maupun negeri sejumlah 765.
“Totalnya itu sebanyak 1.013 (SD dan SMP di Lotim – red). Dan mudah-mudahan di akhir bulan ini kita bisa selesaikan pelaporannya,” ucap Achmad Dewanto Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lotim. Rabu 17 Februari 2021.
Ia membeberkan kalau rata-rata kendala yang di alami oleh masing-masing sekolah saat ini karena adanya metode pelaporan yang baru. Tentunya itu berbeda dengan pelaporan di tahun 2020 kemarin.
“Karena yang sekarang ini di rancang untuk bisa sekaligus familiar dengan laporan keuangan pemerintah daerah,” jelasnya.
Sehingga masing-masing sekolah setelah memasukkan data nantinya akan langsung terintegrasi dengan laporan keuangan daerah. Namun di akui olehnya saat ini operator sekolah masih banyak yang menggunakan metode pelaporan yang lama.
“Sehingga proses transisi itu yang membuat kita agak sedikit tersendat,” imbuhnya.
Dengan begitu ia meminta kepada seluruh sekolah SD dan SMP yang ada di Lotim. Agar menyelesaikan target pelaporan dana BOS tersebut dengan di berikan jangka waktu hingga akhir bulan Februari 2021.
Dewanto juga memaparkan jika setiap harinya progres dari pelaporan BOS itu mencapai 15% sampai dengan 20%. Dan tahap yang belum di selesaikan oleh masing-masing sekolah merupakan tahap ketiga.
“Karena yang belum itu hanya tahap ketiga. Kalau yang satu dan dua itu sudah. Tahap ketiga itu memang realisasi dana BOS kita tanggal 6 Desember 2020. Sehingga sangat mepet di tahun anggaran,” paparnya.
Saat ini pendampingan tetap di lakukan oleh pihak Dikbud Lotim. Agar percepatan dari pelaporan dana BOS tahun 2020 itu bisa rampung sesuai target.
Kendati sekolah nantinya tidak menyelesaikan laporan itu hingga target yang di tentukan. Namun Kadis Dewanto menyebut bahwa itu nantinya yang di jadikan barometer penilaian realisasi dana BOS di masing-masing sekolah.
“Walapun itu akan menjadi sisa kas bagi yang tidak terealisasi. Tapi karena kita sudah di berikan kesempatan untuk mengelola anggaran yang sudah di percayakan. Harus kita manfaatkan semaksimal mungkin,” pesannya.
Terkait dengan kendala yang di alami oleh masing-masing sekolah ketika melakukan pelaporan dana BOS tersebut. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Lotim Mashar, S.Pd mengakui bahwa intinya hal itu bertumpu pada bendahara dan operator sekolah.
“Kadang-kadang juga kepala sekolah bermasalah, untuk menekankan supaya laporan itu jadi,” ungkapnya.
Oleh sebab itulah MKKS SMP Swasta Lotim saat ini sedang melakukan training kepada sekolah-sekolah yang belum menyelesaikan pelaporan dana BOS.
“Tutornya juga biasanya dari dinas nantinya. Karena dia nanti akan menyampaikan Juklak-Juknis dana BOS, pelaporannya dan sebagainya,” tutur Mashar. (gok)