BARBARETO.com | Lombok Research Center (LRC) sebagai mitra daerah dari Yayasan BaKTI dalam pelaksanaan Program INKLUSI menyelenggarakan Penyusunan Program INKLUSI dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Kamis (14/7/22), bertempat di Lesehan Rirana Selong.
Kegiatan penyusunan program tersebut diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Lombok Timur antara lain, yaitu Bappeda, DP3AKB, UTD PPA, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan, Bagian Hukum Setda Kabupaten Lombok Timur, Forum Disabilitas, Lembaga Perlindungan Anak, dan beberapa organisasi masyarakat sipil lainnya.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari telah ditandatanganinya Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dengan Lombok Research Center (LRC) terkait dengan pelaksanaan Program INKLUSI.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk mengidentifikasi program dan kegiatan OPD terkait dengan Program INKLUSI serta dalam rangka menyusun program dan kegiatan yang akan dikerjasamakan melalui Program INKLUSI.
Kegiatan tersebut diawali oleh penyampaian tentang Program INKLUSI yang disampaikan oleh M. Ghufran H. Kodri sebagai perwakilan dari Yayasan BaKTI.
Beliau menyampaikan bahwa Program INKLUSI merupakan suatu program lanjutan sebelumnya (Program MAMPU).
Dimana program ini sebagai bentuk dukungan Pemerintah Australia untuk mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia yang membangun lebih lanjut kemajuan di bidang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, inklusi sosial, serta penguatan masyarakat sipil.
Lebih lanjut beliau menegaskan bahwa pelaksaan Program INKLUSI ini untuk memastikan bahwa tidak ada pembedaan dalam pembangunan.
“Semua lapisan masyarakt memiliki hak yang sama dalam pembangunan, tidak ada perbedaan masyarakat dalam pembangunan. Oleh karena itu semua harus dilibatkan,” ungkap M. Ghufan.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan program Inklusi tersebut di Fasilitasi oleh Bapak Maharani.
Para peserta diberikan kesempatan untuk berbagi informasi mengenai program-program yang dilaksanakan pada tahun 2022.
Selain itu, para peserta juga diberikan kesempatan untuk dapat menyampaikan mengenai program yang akan dilaksanakan pada tahun 2023 dan usulan kolaborasi apa yang dibutuhkan dengan Program INKLUSI untuk mendukung capaian dari program-program tersebut.
Kemudian, sekiranya dibutuhkan penguatan internal OPD, kira-kira apa yang bisa dikerjasamakan dengan Program INKLUSI untuk dilakukan penguatan.
“Ada tiga pertanyaan kunci yang harus kita jawab bersama dalam diskusi kali ini yaitu apa saja program yang dijalankan di tahun 2022 sehingga program Inklusi bias melakukan integrasi program, program apa yang akan dilaksanakan di tahun 2023 sehingga program Inklusi bias berkolaborasi dan secara internal, apa saja kegiatan di OPD terkait dengan peningkatan kapasitas agar program yang akan dijalankan bias maksimal,” ungkap Maharani.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lombok Timur Ibu Nurhidayati mengatakan saat ini secara kuantitas Posyandu di Lombok Timur sudah 100 persen Posyandu Keluarga, namun secara kualitas sumberdaya manusia masih membutuhkan peningkatan kapasitas agar posyandu keluarga dapat berjalan sesuai dengan Juklak Juknisnya.
Semoga melalui program Inklusi ini diharapkan ada sinergi untuk mendukung program pemerintah daerah tersebut.
“Semoga Program Inklusi yang akan dijalankan oleh LRC akan dapat bersinergi dengan Dinas kesehatan untuk menunjang program yang dilakukan oleh Dinas,” ungkap Nurhidayati.
Sedangkan Kabid Capil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lombok Timur, Bapak Arfani M. Masany menerangkan bahwa saat ini Dinas Capil sudah mulai membuat trobosan-trobosan untuk mendekatkan pelayanan Administrasi Kependudukan kepada masyarakat rentan.
“Upaya yang dilakukan saat ini yaitu bekerjasama dengan pihak kecamatan, pihak Puskesmas dan KUA departemen Agama Lombok Timur. Bahkan bisa kami katakan ada beberapa strategi yang dilakukan Dinas dukcapil Lombok Timur merupakan sebuah terobosan yang pertama dilakukan oleh Kabupaten seluruh Indonesia. Namun, kami akui ada beberapa kendala yang kami hadapi salah satunya terkait dengan kapasitas SDM yang kami miliki. Semoga dengan adanya program ini bisa berkolaborasi untuk mengatasi kekurangan yang kami miliki tersebut. Kami akui saat ini kami memiliki kendala dalam kapasitas SDM, sehingga kolaborasi dengan program Inklusi bersama LRC diharapkan akan dapat memberikan peningkatan kapasitas bagi SDM kami,” ungkap Arfani.
Lombok Research Center (LRC) berharap kegiatan tersebut dapat mewujudkan sinergi, sinkronisasi, kolaborasi, dan efektifitas program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Timur terutama terkait dengan mewujudkan masyarakat Lombok Timur yang inklusif. Artinya, perencanaan pembangunan yang inklusif, berkeadilan dan, akuntabel.
Adapun hasil dari kegiatan Penyusunan Program INKLUSI dengan pemerintah daerah Kabupaten Lombok Timur akan dibawa ke pertemuan seluruh mitra BaKTI-INKLUSI di Kupang, Nusa Tenggara timur (NTT) untuk dipertajam sehingga, antara Program INKLUSI dengan program pemerintah Kabupaten Lombok Timur dapat sinkron untuk berkolaborasi mewujudkan perencanaan pembangunan yang inklusif di Lombok Timur.