barbareto.com | Mataram – Pandemi Covid-19 atau virus corona telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO, yang dampaknya sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Namun ternyata hingga saat ini, masih saja ada segelintir orang yang meragukan keberadaan Covid-19. Bahkan ada juga yang mengabaikan himbauan pemerintah terkait dengan pencegahan Covid-19.
“Saya heran badan kesehatan dunia telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global, penyebarannya sangat cepat dari manusia ke manusia. Karena itu berkumpul jadi bahaya, karena menjadi penyebab penularan,” ucap Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. KH. M. Zainul Majdi, MA. Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dilangsir dari channel youtube KBN Nusantara. (8/7/21)
Pemerintah dalam hal ini, kata mantan Gubernur NTB dua priode itu telah mengeluarkan himbauan bahkan larangan untuk berkumpul. Itu semua dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk menjaga keselamatan warganya.
Ia melanjutkan, upaya pencegahan Covid-19 juga telah dilakukan oleh lembaga-lembaga fatwa islam dunia dan ulama-ulama dari seluruh penjuru dunia seperti Arab Saudi, Mesir, Yordania, Malaysia, Maroko, Yaman, Uni Emirat Arab, Tunisia, Jazair, bahkan ulama dari Indonesia telah mengeluarkan fatwa tentang bahaya Covid-19 ini.
Lebih dari itu, cucu Pahlawan Nasional itu juga menyebut seluruh tokoh umat di dunia telah menyuarakan agar masyarakat tetap mengikuti anjuran pemerintah, tentang tata cara pencegahan Covid-19 karena dampaknya sangat membahayakan nyawa manusia.
“Tapi sampai saat ini masih banyak yang tidak mengindahkan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadist yang disampaikan oleh para ulama mereka abaikan,” ujar TGB yang juga saat ini sebagai ketua Ikatan Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia (OIIA).
Dia mencontohkan masih ada saja warga Muslim yang berkata tidak boleh takut dengan corona namun takutlah kepada Allah SWT. Dengan alasan takdir hidup dan mati itu merupakan ketentuan dari Allah SWT.
“Hei Pak, yang memerintahkan kita agar menghindari mudharat itu Allah dan Rasulullah, dalam Al-Baqarah ayat 195 disebutkan Walatulqu biaydiiqum ilattahlukat. Jangan menjatuhkan dirimu dalam kebinasaan,” tuturnya.
Dalam surat An-nisa ayat 71 juga disebutkan hal yang sama, yang pada intinya TGB menjelaskan ketika Rasulullah dulunya bertempur melawan musuh, selalu menyerukkan supaya menggunakan baju besi. Artinya dalam hal ini Nabi Muhammad SAW dulunya bukan kurang tawakal, namun menjaga diri dari kemudharatan.
“Saat hijrah kalau kita lihat Nabi juga perginya diam-diam, tengah malam, dan lewat jalan yang tidak biasa supaya tidak ketahuan orang Quraish supaya tidak ketangkep. Apakah itu artinya Nabi penakut?,” jelasnya.
Ketika ada penyakit menular, TGB menuturkan Rasulullah SAW pernah mengatakan agar semua pengikutnya menghindari penyakit menular seperti menghindari seekor singa.
“Jadi menghindarkan diri dari kebinasaan, dari penyakit, berikhtiar menghindari dari wabah itu adalah perintah agama,” tegasnya. (gok)