Lombok Tengah, Barbareto.com – Seorang perempuan di Dusun Gerintuk Desa Batujangkih yang sakit terpaksa ditandu sejauh satu kilometer lebih. Kejadian tersebut berlansung pada Senin (27/01).
Perempuan bernama Ronah (40) ditandu menggunakan kain yang diikatkan pada bambu oleh warga dari sawah tempat Ia mencari rumput menuju rumahnya.
Saat mencari rumput, Ronah seketika merasakan tubuhnya kaku dan tidak bisa berjalan sehingga meminta bantuan kepada kerabatnya untuk diabawa pulang.
“Karena kondisi jalan yang rusak parah dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan, kami terpaksa menandunya dengan kain untuk dibawa pulang,” ungkap salah seorang warga, Abdurrahman (30/01).
Untuk mendapatkan perawatan medis, Ronah harus ditandu kembali dari rumahnya menuju jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat sejauh 200 meter lebih.
“Kami harus tandu lagi dengan jarak sekitar 200 meter agar bisa dibawa menggunakan mobil, itupun mobil tertentu seperti 4wd yang bisa melewati medan seperti itu,” jelasnya.
Lebih parah lagi, lanjut Abdurrahman, salah satu warga lainnya saat ini belum bisa dibawa ke fasilitas kesehatan (faskes) karena belum mendapat kendaraan yang mampu melewati jalan tersebut.
Ia menjelaskan, dengan kondisi jalan seperti itu, sering kali warga yang membutuhkan perawatan medis harus terkendala dengan kondisi jalan yang sangat parah terutama saat musim hujan.
Bahkan saat musim hujan, siswa ataupun guru jarang datang ke sekolah yang ada ditempat tersebut karena jalan berlumpur yang membuatnya susah untuk dilalui.
“Kalau hujan guru atau murid jarang masuk sekolah. Bahkan kalaupun sedang ada ujian smester, smesternya bisa ditunda gara-gara jalannya berlumpur dan susah dilewati,” ujarnya.
Abdurrahman mengaku, sejak dibuka tahun 1987 secara gotong royong, jalan yang dimanfaatkan terutama oleh masyarakat di empat kekadusan tersebut tidak pernah diaspal sekalipun.
Ia berharap Pemerintah dapat memperhatikan kondisi jalan diwilayah tersebut dan segera dapat memperbaiki jalan dan jembatan yang menjadi akses satu-satunya warga di tempat tersebut.
“Apalagi dalam waktu dekat, kami akan panen jagung. bagaimana kami akan jual hasil panen kami. seperti tahun sebelumnya kami harus merugi karena biaya transportasi yang mahal karena harus diangkut dua kali dengan kendaraan yang berbeda” terangnya.