Mataram – Ekonomi Hijau (Green Economy) merupakan suatu model pendekatan pembangunan ekonomi yang tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan.
Istilah Ekonomi hijau sendiri merupakan suatu lompatan besar meninggalkan praktik-praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek yang telah mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk ditangani termasuk menggerakkan perekonomian yang rendah karbon (Pearce et al., 1992).
Calon Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang identik dengan Ikon Jilbab Ijo dalam beberapa diskusi publik menyampaikan keberpihakannya dengan konsep ekonomi hijau.
Ummi Rohmi sapaan akrab wakil Gubernur NTB periode 2018-2023 itu menyampaikan secara tegas penolakannya terhadap pembangunan kereta gantung yang dikhawatirkan merusak ekosistem lingkungan dan hutan.
Hal tersebut Ummi Rohmi sampaikan ketika menghadiri undangan BEM Unram dalam rangka dialog Mata NTB episode satu, denotasi pemimpin NTB 24 – 29, honest conversation for letter NTB, yang bertempat di The Dome Universitas Mataram, Kamis (22/8/2024).
Bersama dengan tiga calon gubernur lainnya yaitu Bang Zul dan Miq Iqbal, Ummi Rohmi yang duduk paling kanan sendirian mengangkat kertas bertuliskan out pertanda tidak setuju dengan kereta gantung.
Selanjutnya, dalam diskusi dengan KNPI NTB, Ummi Rohmi juga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi NTB tidak harus bergantung pada sektor tambang.
“Kita betul mengusahakan pertumbuhan ekonomi NTB tanpa tambang. Karena tambang, dia otomatis akan jalan sendiri. Kalau lagi ekspor, pertumbuhan ekonominya tinggi. Tapi begitu stop, ini akan anjlok,” ujarnya saat diskusi publik yang di fasilitasi KNPI NTB di aula Dome Taman Budaya Mataram, Minggu (01/09/2024).
Ummi Rohmi juga menegaskan bahwa industri tambang memiliki batas waktu, karena sumber daya tambang itu bisa habis.
“Yang harus kita yakinkan adalah produksi atau operasional tambang tidak boleh merusak lingkungan,” tegasnya.
Ummi rohmi juga memastikan kepada industri tambang agar ada kepastian bahwa tidak merusak lingkungan.
“Nah, itu yang harus kita kawal. Tapi kalau menyandarkan pertumbuhan ekonomi pada tambang, itu salah,” bebernya.
Kakak kandung TGB Muhammad Zainul Majdi ini juga memaparkan bahwa potensi pertanian, peternakan, perikanan, dan kelautan lebih layak diandalkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi NTB.
Berita lainnya klik di sini