BARBARETO.com – Badan kerjasama antar desa unit pengelola kegiatan (BKAD-UPK) Selat melakukan gebyar akhir tahun, mereka membagi-bagikan sembako dan juga reward kepada para nasabahnya.
Kegiatan bagi bonus dan reward ini juga dimeriahkan artis pop Bali seperti Bayu Nirwana serta Santhi Dewi cs di aula kantor camat selat Selasa (37/12/2022).
Diakui ketua BKAD-UPK selat I Wayan Karsana ini adalah untuk yang terakhir kalinya kegiatan ini dilakukan atas nama UPK. Karena tahun 2023 lembaga ini akan berubah menjadi Bumdesma.
Karsana mengatakan kalau UPK sendiri pada prinsipnya adalah lembaga non profit. Sementara jika sudah menjadi Bumdesma maka akan mengarah ke profil.
Sehingga saat masih UPK nasabah peminjaman tidak perlu anggunan.
Pinjaman dilakukan tanpa anggunan dan tanpa potongan administrasi.
Sementara bunga 1,5 persen namun setelah lunas 0,5 persen dikembalikan ke peminjam.
Sehingga bunga yang dikelola UPK hanya satu persen. Inilah yang dipergunakan untuk operasional perusahan dan juga untuk pengembangan usaha.
Jika sudah menjadi Bumdesma maka akan dijalankan seperti lembaga perbankan akan diawasi OJK.
Sehingga nantinya secara umum akan ada anggunan bagi peminjam.
Hanya saja untuk kelompok UMKM yang selama ini menjadi mitra UPK akan tetap diupayakan tanpa anggunan.
Sebab sebagian besar kelompok yang menjadi nasabah UPK adalah kelompok perempuan dengan penghasilan rendah yang butuh bantuan permodalan.
Mereka adalah usaha kecil kecilan seperti kelompok pengrajin bedeg dan anyaman bakul.
Kelompok tersebut selama ini telah menjadi nasabah UPK dan berharap juga akan tetap menjadi nasabah bumdesma nantinya.
Sementara itu untuk memberikan penghargaan kepada para nasabah yang rajin dan prestasi tanpa tunggakan pihak UPK memberikan reward berupa tambahan modal mulai Rp 600 ribu.
Diakui karsana yang menjadi tantangan UPK selama ini adalah bencana alam erupsi gunung agung.
Warga yang juga sebagai nasabah banyak yang mengungsi dan ekonomi nya susah. Sehingga untuk mencicil pinjaman sudah.
Kemudian lanjut dengan pandemi covid 19 yang juga membuat ekonomi terpuruk. Sehingga nasabah kesusahan mengembalikan pinjaman.
“Saat covid kami tagih mereka mengaku untuk masak saja susah,” ujarnya.
Sekalipun tetap ditagih namun dengan pendekatan khusus.
Unit usaha ini sendiri berdiri sejak 2003 dengan modal awal Rp 1,7 miliar. Sekarang modal tersebut sudah menjadi 6,8 miliar.
Kedepannya UPK juga akan terus berinovasi memberikan pelayanan lebih baik. Rencananya adalah akan membuat krematorium. Ada tiga desa adat yang akan dijajagi untuk lokasinya.
Di desa Umacetra, Putung dan Lusuh. Saat ini ada sekitar 2000 nasabah yang tersebar di seluruh desa di kecamatan selat. Mereka ini adakah kelompok usaha perempuan.
Saat itu juga dibagikan 396 sembako. Sementara untuk pembangunan krematorium akan melibatkan desa adat dan juga yayasan.
Dengan krematorium maka akan lebih banyak bisa membantu masyarakat.
“Pinjaman yang cukup besar adalah kelompok pengrajin bedeg sekitar Rp 2 miliar,” diakui karsana yang sudah menjadi ketua UPK sejak berdiri tahun 2003 diakui untuk kredit macet mencapai 30 persen.
Namun terus dilakukan pembinaan dan ditagih. Padahal untuk kelompok sudah dilakukan verifikasi. Sehingga kelompok tersebut benar benar riil tidak fiktif. (tra)
Baca berita lainnya di Google News