Lombok Timur-NTB. BARBARETO – “Visi dan misi mewujudkan Lombok Timur yang adil, sejahtera dan aman tidak mudah, terlebih jika Pemerintah hanya bekerja sendiri, tanpa dukungan dari seluruh komponen masyarakat,” ungkap Wakil Bupati Lombok Timur H. Rumaksi Sj.
Hal itu diungkapkannya di hadapan tokoh adat dan undangan yang hadir pada rangkaian upacara Sakral Ritual Adat Pemasuh Alam Gumi Paer Gunung Rinjani yang berlangsung Senin (9/11) di Bale Beleq Medas, Desa Obel-obel, Sambelia.
Wabup menyadari Masyarakat adat menjadi salah satu komponen pembangunan yang memiliki pemahaman mendalam atas lingkungan fisik dan sosial yang sebagai tempat tinggal saat ini. Karena itu masyarakat adat menjadi bagian penting dan mitra pemerintah dalam upaya memajukan daerah dengan tetap berpegang pada kearifan lokal. Kaitan dengan itu pula Wabup Rumaksi mengajak seluruh masyarakat adat senantiasa berperan aktif, salah satunya dengan memberikan saran serta kritik yang bersifat konstruktif terhadap program pembangunan yang direncanakan Pemerintah.
Wabup menyebut Masyarakat Adat di Gumi Sasak memiliki kearifan yang masih dipegang hingga saat ini, termasuk rangkaian upacara Sakral Ritual Adat Pemasuh Alam Gumi Paer Gunung Rinjani yang telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir. Wabup melihat kegiatan tersebut baik untuk diteruskan sebagai pengingat dan pembelajaran bagi generasi muda terkait pentingnya hubungan timbal balik manusia dengan alam. Dengan demikian ke depan pembangunan berkelanjutan yang bertolok pada pembangunan berwawasan lingkungan dapat diterapkan.
Wabup juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat adat Medas Desa Obel-obel, Desa Sembahulun, Desa Sajang, Desa Biloq Petung, dan Desa Bayan yang masih memelihara kearifan tersebut. Diakuinya penyelenggaraan ritual adat menjadi semakin berat ketika dibenturkan dengan kondisi sosial masyarakat saat ini. Akan tetapi patut disyukuri kegiatan ini dapat berjalan l upacara Sakral Ritual Adat Pemasuh Alam Gumi Paer Gunung Rinjani yang berlangsung Senin (9/11) di Bale Beleq Medas, Desa Obel-obel, Sambelia.
Wabup menyadari Masyarakat adat menjadi salah satu komponen pembangunan yang memiliki pemahaman mendalam atas lingkungan fisik dan sosial yang sebagai tempat tinggal saat ini. Karena itu masyarakat adat menjadi bagian penting dan mitra pemerintah dalam upaya memajukan daerah dengan tetap berpegang pada kearifan lokal. Kaitan dengan itu pula Wabup Rumaksi mengajak seluruh masyarakat adat senantiasa berperan aktif, salah satunya dengan memberikan saran serta kritik yang bersifat konstruktif terhadap program pembangunan yang direncanakan Pemerintah.
Wabup menyebut Masyarakat Adat di Gumi Sasak memiliki kearifan yang masih dipegang hingga saat ini, termasuk rangkaian upacara Sakral Ritual Adat Pemasuh Alam Gumi Paer Gunung Rinjani yang telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir. Wabup melihat kegiatan tersebut baik untuk diteruskan sebagai pengingat dan pembelajaran bagi generasi muda terkait pentingnya hubungan timbal balik manusia dengan alam. Dengan demikian ke depan pembangunan berkelanjutan yang bertolok pada pembangunan berwawasan lingkungan dapat diterapkan.
Wabup juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat adat Medas Desa Obel-obel, Desa Sembahulun, Desa Sajang, Desa Biloq Petung, dan Desa Bayan yang masih memelihara kearifan tersebut. Diakuinya penyelenggaraan ritual adat menjadi semakin berat ketika dibenturkan dengan kondisi sosial masyarakat saat ini. Akan tetapi patut disyukuri kegiatan ini dapat berjalan lancar, bahkan masih di tengah pandemi covid-19.
Upacara ini dihadiri pula Kabinda NTB, Wakil Ketua Komisi III DPD RI, Raja-raja Se-Nusantara, dan Pemangku, Pengerakse, serta tokoh adat lainnya.