Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PWNU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membuat semacam terobosan baru dalam menjaga kerukunan antar dan inter umat beragama di NTB.
Pada Sabtu, 31 Oktober 2020, Lakpesdam PWNU NTB mengundang puluhan tokoh Agama yang ada di Kabupaten Lombok Timur untuk saling berbagi pesan dan kesan, serta pengalaman beragamanya masing-masing selama ini.
Kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Ma’arif Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba Lombok Timur itu menghadirkan tiga narasumber utama dari tiga agama berbeda. Yang pertama ialah dari kalangan Agama Islam yakni Prof. Dr. H. Masnun Thahir, M.Ag., yang juga Ketua PWNU NTB, kedua dari Agama Hindu, yaitu I Made Sri Wirdiata, S. Sos, H.M.I.kom., Penyuluh Agama Hindu pada Bidang Pembinaan Masyarakat Hindu Kantor Kementerian Agama NTB dan yang ketiga ialah dari kalangan Agama Budha, yakni Upasaka Pandita Ajjuna Aggaviro, Sekertaris Permabudhi NTB sekaligus Ketua MBI Kabupaten Lombok Barat.
Sementara untuk tokoh Agama Lombok Timur yang hadir dalam kegiatan itu di antaranya adalah dari PCNU Lombok Timur, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Front Pembela Islam, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) serta Organisasi-organisasi keagamaan lainnya, seperti Muhammadiyah dan juga Nahdlatul Wathan. Termasuk FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat), FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dan juga aparat kepolisian.
Selain itu, acara tersebut juga dihadri oleh sejumlah unsur pemerintahan Kabupaten Lombok Timur, seperti Drs. H. M. Juaini Taofik, M.AP., selaku Sekertaris Daerah, juga perwakilan dari Bakesbangpoldagri serta perwakilan dari Kantor Kementerian Agama Lombok Timur.
Ketua Lakpesdam PWNU NTB, Muhammad Jayadi, selaku inisiator kegiatan menyampaikan bahwa salah satu motivasi yang mendorong Lakpesdam untuk menggelar kegiatan tersebut, salah satunya adalah sebagai upaya untuk menjaga keguyuban dan kerukunan antar dan inter umat beragama di Lombok Timur.
“Kegiatan itu sebagai salah satu upaya kita untuk menjaga nilai-nilai moderasi yang ada di dalam agama-agama, agar kita tetap rukun sesama warga dan bisa hidup saling berdampingan meskipun dengan kepercayaan yang berbeda-beda,” jelasnya. Sabtu, 31/10/2020.
Karena itulah, lanjut pria yang akrab disapa Bang Jay tersebut, Lakpesdam menghadirkan sejumlah narasumber dari agama dan kelompok keagamaan yang berbeda-beda. Dengan harapan, masing-masing tokoh yang hadir bisa saling berbagi inspirasi, gagasan, informasi dan praktik-praktik kebaikan satu sama lain, terutama yang berkaitan dengan masalah kerukunan umat beragama di dalam masyarakat.
Sehingga, sambungnya, kekhawatiran kita akan terjadinya konflik sosial berlatar belakang agama bisa dihindari, atau setidaknya bisa diminimalisir.
Sementara itu, Sekertaris Daerah Kabupaten Lombok Timur, Drs. H. M. Juaini Taofik, M.AP., menyampaikan bahwa dirinya mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur sangat menyambut baik acara yang digelar oleh Lakpesdam NU tersebut.
Juaini Taofik menyebutkan bahwa harmonisasi di antara para pemeluk Agama itu memang merupakan suatu hal yang tidak terlihat, namun dampaknya dalam kehidupan sehari-sehari sangat dirasakan. Menurutnya, seperti apapun pembangunan fisik dilakukan oleh pemerintah, namun jika idak diimbangi dengan pembangunan non fisik, maka akan cepat runtuh.
“Kalau pembangunan fisik asalkan kita punya dana, punya sumber daya dan waktu maka cepat dia terbangun, tetapi kalau tidak diimbangi dengan upaya-upaya pembangunan non fisik, maka apa yang sudah kita bangun selama empat bulan atau setahun itu bisa rusak dalam sehari, itulah yang tidak kita inginkan,” paparnya, seusai memberikan sambutan sekaligus membuka acara.
Dirinya juga mengatakan bahwa pemupukan nilai-nilai keharmonisan seperti itu juga sesuai dengan visi-misi pemerintahan H. M. Sukiman Azmy dan H. Rumaksi, Sj. (SUKMA) yang teruang di dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) tahun 2018-2023.
“Terutama pada misi kelima bahwa untuk menciptakan masyarakat yang aman, maka dibutuhkan upaya-upaya harmonisasi antar dan inter pemeluk agama yang ada,” tutupnya.