22.2 C
Lombok
Sabtu, September 21, 2024

Buy now

HBK Sebut Dua PMI Korban Kekerasan di Libya Bakal Lapor Polda NTB, Setibanya di Lombok

Jakarta, BARBARETO.com – Kasus kekerasan fisik yang di alami oleh dua pekerja migran Indonesia (PMI) di Benghazi, Libya menjadi perhatian serius dari Wakil Ketua Komisi I DPR RI, H. Bambang Kristiono, SE (HBK).

Kasus yang menimpa Sri Muliemi dan Nismawati, di tegaskannya harus di tindak-lanjuti dengan adanya penegakan hukum.

“KBRI Tripoli sudah mendalami kasus dua PMI ini. Dan memang benar keduanya telah mengalami kekerasan fisik dari majikannya selama bekerja di Benghazi, Libya,” kata HBK melalui siaran persnya Jum’at, 23/06/2023.

Di jelaskannya pula, bahwa KBRI di Tripoli sebelumnya telah menjelaskan kepada Sri Muliemi (SM) dan Nismawati (N).

Ada dua opsi penyelesaian yang dapat di lakukan untuk menindak-lanjuti peristiwa kekerasan yang mereka terima.

Pertama, melakukan tuntutan hukum.

Kedua, langsung pulang ke tanah air Indonesia.

“Dalam hal ini, KBRI Tripoli siap mendukung apapun yang menjadi keputusan dari kedua PMI ini,” tuturnya.

Dua PMI Korban Kekerasan di Libya Kembali ke Lombok

Lebih lanjut, Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, bahwa kedua PMI ini lebih memilih langsung pulang ke Indonesia. Tanpa melakukan tuntutan hukum kepada bekas majikannya.

Atas keputusan keduanya tersebut, maka KBRI Tripoli langsung mengurus exit permit imigrasi, dan tiket kepulangan mereka ke Indonesia.

Exit permit sudah di keluarkan Imigrasi Libya, dan tiket kepulangan sudah di berikan kepada mereka berdua.

“Saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Menlu, Bapak Direktur Perlindungan TKI di Luar Negri. Dan tentu saja, Bapak Dubes RI di Tripoli atas segala perhatian, bantuan, serta hati baiknya sehingga proses pemulangan dua PMI di Libya ini bisa tertangani secara cepat dan baik sekali,” ucap HBK dengan rasa gembira.

Selanjutnya HBK mengatakan, bahwa kedua PMI ini bakal berangkat dari Benghazi menuju Jakarta pada hari Minggu, 25 Juni 2023, melalui Kairo dan Jeddah.

Dan diperkirakan pada hari Senin, 26 Juni 2023, mereka sudah tiba di Jakarta.

Sesuai SOP, Kemenlu juga akan mengkoordinasikan pemulangan kedua PMI ini.

Dari Jakarta ke kampung halamannya di Lombok dengan para petugas BP2MI.

“Saya pun akan semaksimal mungkin membantu pengurusan mereka setelah tiba di Indonesia. Termasuk untuk kepulangannya ke Lombok, dengan tetap berkoordinasi dengan BP2MI,” sambung HBK.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, kata HBK, juga memohon bantuan untuk penegakan hukumnya, khususnya terhadap para oknum perekrut kedua PMI ini di Polda NTB.

“Komunikasi terakhir saya dengan pihak Kemenlu RI, di sepakati supaya keduanya mengadukan terlebih dulu permasalahan mereka ini kepada Polda NTB. Sebelum mereka secara resmi di serahkan kepada keluarganya,” terang orang dekat H. Prabowo Subianto ini.

HBK : Harus Ada Efek Jera Bagi Pelaku Perekrut PMI

Politisi Partai Gerindra yang di kenal humble dan punya perhatian besar terhadap masyarakat di Dapilnya ini kemudian menegaskan.

Bahwa dengan penegakan hukum yg di lakukan, maka kejadian serupa yang menimpa Sri Muliemi dan Nismawati, tidak terus berulang kedepannya.

“Harus ada upaya keras dalam penegakan hukum sehingga efek jera yang di terima para pelaku kriminal, perekrut tenaga kerja ke luar negeri ini, bisa menjadi solusi,” tandasnya.

Seperti di ketahui, KBRI Tripoli menerima informasi terkait kekerasan fisik yang di alami Sri dari pihak majikannya.

Melalui video YouTube yang viral beberapa waktu yang lalu.

Juga adanya laporan masyarakat yang bersimpati terhadap nasib kurang baik yang di alami kedua PMI ini.

Di jelaskannya pula, kalau pada awalnya, Sri di janjikan untuk bekerja di Turki, namun pada kenyataannya malah dia di pekerjakan di Benghazi, Libya.

Follow kami di Google News

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles