barbareto.com | Denpasar – Semua program pembangunan pariwisata Bali yang secara pundamenal sudah diletakkan oleh pendahulunya, komit akan dilanjutkan. Khusus selama pandemi Covid-19, pariwisata Bali terasa mandeg karena tidak adanya pergerakan wisatawan mancanegara ke Bali. Maka dari itu pasca pandemi ini pariwisata Bali harus digarap dengan lebih serius lagi untuk menuju pariwisata budaya Bali berkualitas dan berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Plt. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun saat rapat koordinasi yang dilakukan dengan mantan Kepala Dinas Pariwisata provinsi Bali, Putu Astawa bersama Kelompok Ahli Pembangunan Bidang Pariwisata, di Denpasar, Jumat (5/11).
Tjok Bagus menjelaskan bahwa membangun pariwisata budaya Bali ibarat membangun rumah dengan 5 pilar, yaitu Akademisi, Bisnis, Community, Government dan Media yang sering disingkat ABCGM. Kelima pilar ini harus sama-sama kuat, dan semua komit dan saling mendukung untuk mewujudkan sebuah bagunan yang kuat dan kokoh.
Baca juga : Gubernur Bali Diundang Presiden Bahas Pemulihan Pariwisata Bali
Begitu juga pariwisata Budaya Bali, jika kelima pilar ini sama-sama saling dukung dan memiliki tujuan yang sama untuk kemajuan kita bersama, maka pariwisata Bali pasti akan kuat, kokoh dan sudah tentu akan terwujud pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Untuk menuju kearah itu, sebagai penerus, Tjok bagus yang saat ini masih menjabat Kepala Biro Ekbang Seda Provinsi Bali itu mohon selalu diberi masukan, apabila perlu kritikan yang sifatnya membangun demi pariwisata Bali dan kemajuan ekonomi masyarakat Bali.
Sementara itu mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Bali khususnya para pelaku pariwisata, asosiasi pariwisata, Kelompok Ahli pembangunan bidang Pariwisata, para tokoh pariwisata yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena telah membantunya selama ini.
Ia mengatakan keberhasilannya selama ini bukan karena dirinya bekerja sendiri, akan tetapi karena dukungan semua pihak yang dengan sangat solid membantunya tanpa pamrih. Ia contohkan dalam membuat peraturan-peraturan tentang pariwisata baik Perda maupun Pergub ia banyak dibantu para tokoh pariwisata.
“Menyusun Protokol CHSE, selanjutnya melakukan verifikasi fasilitas pariwisata, semua dilakukan secara gotong royong bersama teman-teman pelaku pariwisata. Melaksanakan vaksinasi terhadap para tenaga pariwisata, semua atas bantuan teman-teman di pariwisata,” jelasnya.
Baca juga : Bangkitkan Sektor Pariwisata Bali, Kapolri Instruksikan Vaksinasi Dikeroyok
“Sekali lagi saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas segala support yang telah diberikan, yang tidak mungkin akan saya balas,” tegasnya.
Lebih lanjut ia berpesan, “bahwa ada beberapa PR yang memanng belum selesai salah satunya adalah pembangunan Pariwisata Digital yang harus dilanjutkan karena program ini akan sangat mendukung pembangunan pariwisata budaya Bali yang berkualitas dan berkelanjutan, serta program-program lain yang tidak bisa dijalankan karena adanya pandemic Covid-19 selama hampir 2 tahun,” pungkasnya.
Sementara disisi lain, kordinator kelompok Ahli Pembangunan Bidang Pariwisata, IGAN Rai Surya Wijaya mengatakan, hal yang paling urgent yang harus kita perjuangkan saat ini, khususnya untuk dapat menarik wisatawan mancanegara untuk bisa datang ke Bali adalah, menghilangkan karantina. Saat ini syarat wisatawan mancanegara yang datang ke Bali adalah wajib dikarantina selama 3 x 24 jam. Menurutnya, meskipun itu sudah jauh lebih baik dari pada karantina 8 hari atau 5 hari, akan tetapi tetap menjadi ganjalan bagi wisatawan untuk berlibur ke Bali. salah satu negara yang telah menghapus karantna adalah Thailand.
“Kita harus belajar dari Thailand, kalau ingin pariwisata dan ekonomi Bali cepat bangkit”, tegasnya. (**)