Kamis, April 18, 2024

MAJ Pusat Berkunjung ke NTB, Angin Segar Bagi Petani Jagung

barbareto.com | Minggu (13/3/2022) bertempat di sekretariat Masyarakat Agribisnis Jagung (MAJ) Nusa Tenggara Barat (NTB), beberapa pengurus inti MAJ Pusat melakukan sillaturrahmi sekaligus koordinasi terkait program kerja dan untuk menyambut musim panen jagung tahun ini.

Hadir dalam kesempatan tersebut yaitu Ketua Umum MAJ pusat yaitu Bapak Abu Bakar dan beberapa pengurus MAJ pusat, Bapak Safriari selaku ketua pengurus MAJ NTB dan beberapa pelaku bisnis jagung di NTB.

Berdasarkan data dari Lombok Research Center (LRC), potensi luas lahan untuk pengembangan palawija di NTB mencapai 404 ribu hektar.

Terdiri dari musim hujan di lahan kering mencapai 178 ribu hektar, musim kemarau I di lahan sawah 135.279 hektar dan musim kemarau II di lahan sawah seluas 90.786 hektar.

Khusus untuk palawija jagung, potensi lahan untuk pengembangannya di NTB mencapai 269 ribu hektar dengan tingkat pemanfaatan baru berkisar 55,5 ribu hektar.

Artinya potensi lahan untuk pengembangan jagung di NTB baru mencapai 32,69 Kw per hektar.

Maka semestinya produksi jagung NTB dapat mencapai 2,3 juta ton lebih, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pengurangan impor jagung nasional yan rata-rata 1,2 juta ton jagung per tahun.

Baca juga : Diskusi Terbatas “Kolaborasi Membangun Generasi Lombok Timur”

Produksi jagung di NTB pada tahun 2022 ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.

NTB pernah mengalami produksi yang maksimal pada tahun 2017 sampai tahun 2018. Produksi pada tahun itu mencapai lebih dari 2 juta ton.

Namun pada tahun ini mengalami beberapa kendala teknis. Baik di tingkat petani maupun di tingkat kebijakannya.

Untuk itu, melihat bulan depan ini yaitu di awal april 2022, petani akan melakukan panen raya jagung di beberapa daerah sentra jagung di NTB, hal ini membuat MAJ Pusat langsung turun ke lapangan untuk melihat seperti apa kondisi jagung yang akan siap panen.

Ketua Umum MAJ Pusat Bapak Abu Bakar mengatakan bahwa, MAJ hadir di tengah tengah petani untuk mengurangi beban klasik petani yaitu permasalahan pasar dan harga menjelang musim panen.

MAJ akan membantu petani dalam memfasilitasi terobosan-terobosan terkait pasar. 

”MAJ hadir untuk mengurangi permasalahan rantai pasar jagung yang selalu menjadi masalah ketika musim panen datang,” ungkap Abu Bakar.

Abu Bakar juga menyampaikan bahwa tidak hanya di tingkat petani MAJ hadir, dikalangan pengusaha jagung yang mengalami permasalahan teknis seperti permodalan dan permasalahan bagaimana menjaga kualitas jagung agar tetap bagus sehingga pengusaha harus memiliki sistim pergudangan yang baik.

Maka MAJ akan menggandeng pengusaha lokal untuk duduk bersama menyelesaikan permasalahan ini.

”Kami di pusat sudah melakukan beberapa kesepakatan kerjasama dengan kementrian terkait dan beberapa perbankan,” ungkap Abu Bakar.

Harapannya kedepan agar petani dan pengusaha selalu berjalan beriringan agar agribisnis jagung Indonesia kembali berjaya.

Ini semua demi kesejahteraan bersama tutup Abu Bakar.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments