20.8 C
Lombok
Jumat, Oktober 25, 2024

Buy now

Pilgub NTB Cenderung Berjodoh dengan Pendatang Baru

Oleh: Arif Rahman – Direktur Ruang Demokrasi Indonesia

Tesis saya di atas bagi sebagian orang mungkin agak berlebihan. Tapi juga tidak ahistoris.

Musababnya dalam sejarah Pilkada langsung NTB sejak 2008, warga Bumi Gora cenderung menyukai dan memilih politisi pendatang baru.

Fakta Pilkada 2008 yang memenangkan TGB dengan 847.976 suara menjadi basis empiris betapa orang NTB sangat terbuka dengan pemimpin baru.

TGB yang awalnya dianggap ‘New Comer’ politik dan anak bawang pada akhirnya mendongkel kekuasaan Lalu Serinate.

Padahal saat itu Serinate merupakan Gubernur petahana dan mayoritas didukung partai politik.

Fenomena yang sama juga terjadi pada Pilkada NTB 2018. Dr. Zul yang datang dari Banten ke NTB punya elektabilitas paling buncit di antara politisi lokal lainnya.

Bahkan Zul cenderung diremehkan dalam pertarungan tanpa pertumpahan darah itu.

Tapi faktanya Zul memenangkan Pilgub dengan 811,945 suara. Ia mampu mengalahkan politisi tenar seperti Suhaili, Ali BD dan Ahyar Abduh.

Lalu pertanyaannya, mampukah pendatang baru seperti Iqbal menghadirkan keajaiban yang sama?

Saya menjawabnya sangat bisa.

Kalo kita bedah persamaan antara TGB, Zul dan Iqbal adalah mereka sama-sama datang sebagai politisi ‘New Comer’ yang menantang status quo.

Baca Juga :  Komunitas Kabar Baik Dukung Perpres Jurnalisme Berkualitas

Iqbal sendiri datang ke NTB dengan sebuah keberanian untuk menantang petahana bernama Zul dan Rohmi.

Meski pada awalnya diremehkan bahkan dalam berbagai survei yang diadakan nama Iqbal berada di posisi buncit.

Namun saya lihat Iqbal tidak menyerah begitu saja. Justru fakta itu ia jadikan evaluasi untuk melenting lebih tinggi.

Tidak heran survei terbaru yang digelar LSI menempatkan namanya di puncak klasemen dengan 22,4 persen dari 3 simulasi nama.

Sementara secara kalkulasi politik, Iqbal punya peluang paling besar memenangkan Pilgub NTB 2024. Setidaknya ada 3 alasan mengapa Iqbal bisa memenangkan pertempuran.

Pertama, Iqbal didukung mayoritas basis masa dan partai politik di NTB.

Meski sebagai pendatang baru politik Iqbal nyatanya lebih lihai memainkan intrik politik dibandingkan para petahana.

Buktinya, basis massa Yatofa yang notabene keluarga besar Suhaili, pendamping Zul bisa digaet oleh Iqbal dengan mudah bahkan Bupati petahana Fathul Gerindra dipastikan berlabuh ke gerbong besar Iqbal.

Tidak berhenti disitu Ormas besar sekelas NW Anjani sudah mengeluarkan dukungan terbuka terhadap diplomat ulung NTB ini plus eks Bupati Lombok Timur Ali BD.

Baca Juga :  Analis Politik Beri Apresiasi Tinggi Kandidat Perempuan Bertarung di Pilkada NTB

Dominasi Iqbal juga diprediksi merambat ke ujung timur Bima Dompu setelah ia memilih pendampingnya Bupati Bima 2 periode Ibu Dinda.

Karakteristik masyarakat Bima Dompu yang representasi primordial menjadi kunci keunggulan Iqbal Dinda untuk memenangkan battle ground daerah tersebut.

Apalagi Pilkada 2018 menjadi bukti dimana Mori representasi Bima Dompu menjadi pemenang di dua daerah suku Mbojo itu.

Hal itu ditambah dengan dukungan mesin parpol pendukung seperti, Gerindra, Golkar, PPP dkk yang menyebar seantero NTB.

Kedua, Iqbal merupakan wajah Prabowo di NTB

Suka atau tidak, NTB merupakan daerah basis kemenangan Prabowo selama 3 kali Pilpres digelar.

Turunnya Prabowo di NTB mengkampanyekan Iqbal tentu akan memperbesar peluang kemenangan. Apalagi saya dengar Iqbal merupakan murid kesayangan jendral 08 itu.

Ketiga, Iqbal punya gaya komunikasi yang membumi dan merangkul

Kekuatan ketiga inilah yang saya kira menjadi juru kunci Iqbal sehingga ia bisa diterima oleh semua kalangan.

Komunikasi yang non birokratis dengan akar rumput membuat Iqbal bisa menjadi pemimpin NTB untuk semua kalangan.

Berita lainnya klik di sini

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti
- Advertisement -

Latest Articles