Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Tepat hari ini (1/3) organiasi Nahdlatul Wathan (NW) berumur 68 tahun. Acara peringatan Hadi Jadi (Hadi) NW ke 68 tersebut berlokasi di lapangan Ma’had Darul Qur’an Wal Hadist NW Anjani, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Pengurus Besar NW (PBNW) Raden Tuan Guru Bajang (RTGB) KH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani menerangkan, legalitas NW saat ini sudah diakui melalui penerbitan SK Kemenkumham beberapa waktu yang lalu.
Dengan demikian, ia berharap tidak ada lagi perpecahan atau dualisme dalam tubuh NW, karena itu justru akan merugikan NW secara pribadi.
“Perpecahan NW yang terjadi beberapa waktu lalu, justru akan merugikan diri sendiri,” peringatnya.
Lebih-lebih dengan terbitnya SK Kemenkumham itu, Ketum PBNW berharap itu sebagai pondasi awal untuk kesatuan NW.
“Tidak ada lagi perselisihan, untuk menguatkan spirit NW kita harus istiqomah dalam berjuang untuk masyarakat,” pesan RTGB.
Peringatan acara Hadi ke 68 tersebut, kata RTGB juga bertujuan supaya jama’ah NW tidak melupakan pendirinya yaitu Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid.
Ia menjelaskan, NW bukan lahir atas dasar hawa nafsu. Namun karena NW merupakan bentuk kepedulian Maulana Syaikh untuk memberantas kebodohan.
“NW selalu hadir bagi masyarakat dan pemerintah dengan penuh keikhlasan untuk bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khalik yang mewakili Gubernur NTB juga meminta, agar jama’ah NW agar tetap mengokohkan Iman dan Taqwa. Karena itulah pondasi utama dibentuknya NW.
“Hentikan silang sengketa dan saling menghujat. Selalu nampakkan ketauladanan, karena NW mempunyai tingkat ketauladanan yang tinggi,” paparnya.
Sehingga dengan begitu, nantinya ajaran-ajaran yang diwarisi oleh Maulana Syaikh selaku pendiri dari NW bisa disebarluaskan untuk masyarakat. Serta mempunyai dampak yang positif bagi pembangunan daerah ke depannya. (gok)
