barbareto.com | Lombok Timur – Pesta demokrasi di tingkat Desa yaitu Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak periode 2021-2027 di Kabupaten Lombok Timur telah usai dan berjalan dengan lancar dan damai. Dari 29 Desa se-Kabupaten Lombok Timur yang mengikuti pesta ini meninggalkan banyak kisah dan kenangan bagi kontestan maupun tim sukses dan masyarakat.
Demokrasi Desa atau setidaknya demokrasi prosedural di tingkat Desa dalam bentuk pemilihan langsung Kepala Desa yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, patut mendapatkan apresiasi. Melalui undang-undang ini, setidaknya partisipasi rakyat diakomodasi langsung untuk menentukan siapa pemimpinnya pada tingkatan pemerintahan yang paling rendah.
Kepala Desa yang terpilih melalui pemilihan adalah yang benar-benar diinginkan oleh masyarakat setempat, bukan yang menjadi pelaksana keinginan kelompok tertentu, meskipun pelembagaan demokrasi Desa melalui pemilihan Kepala Desa ini tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri.
Sejak melalui tahapannya beberapa bulan yang lalu banyak pelajaran dan catatan penting yang menjadi pelajaran dan bahan evaluasi dari kita semua.
Seperti banyaknya bakal calon yang mendaftar di salah satu Desa dan geliat beberapa bakal calon yang melakukan protes kepada panitia dan pemerintah daerah karena menganggap ada kekeliruan dalam pelaksanaan tahapan di tingkat Desa.
Salah satu catatan yang menarik adalah datangnya beberapa pemain baru dalam kancah perpolitikan di tingkat Desa ini.
Dari hasil rekap pemilihan 29 Desa yang mengikuti, ada satu hasil yang unik dan sangat menarik yaitu salah satu pendatang baru di Desa Paok Motong atas nama Suherman mendapatkan suara yang paling tinggi yaitu sekitar 4 ribu lebih. Suara ini adalah yang tertinggi dari semua Desa yang melakukan pemilihan di Lombok Timur.
Suherman dalah satu dari empat calon yang bertarung di Desa Paok Motong. Termasuk yang ikut bertanding di sana adalah petahana. Namun dengan semangat yang kuat dan tim yang solid, Suherman mampu mendulang suara yang sangat besar. Selisihnya pun dengan calon yang lain cukup jauh yaitu sampai 2 ribuan lebih.
Latar belakang Suherman yang seorang swasta dan pebisnis ini ditunjukkan dengan gerakan-gerakan yang konkrit di masyarakat. Kombinasi keilmuan bisnisnya diterapkan untuk menggali potensi, karakter dan keinginan masyarakat Paok Motong.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan pemilihan pun di Paok Motong sangat tinggi. Sekitar 80 persen lebih.
Sejak awal, Paok Motong bisa dikatakan menjadi salah satu barometer pesta demokrasi tingkat Desa serasa Pileg dan Pilkada.
Jika dilihat dari segi pelaksanaannya bahwa Pilkades kali ini merupakan demokrasi langsung yang artinya terjadi ketika rakyat dalam atau membuat suatu keputusan secara langsung.
Masyarakat Paok Motong merupakan masyarakat yang majemuk, dengan berbagai karakter kehidupan baik sosial maupun ekonomi dan budaya.
Keterlibatan masyarakat Paok Motong yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat peduli akan kehidupan bermasyarakatnya. Di tingkat Desa, masyarakat menginginkan sebuah perubahan model kepemimpinan. Model kepemimpinan akan berdampak kepada kebijakan yang dibuat. Masyarakat membutuhkan kebijakan yang langsung bisa dirasakan. Apalagi dimasa yang sulit ini, masa pandemi Covid-19.
Harus diakui, masyarakat Paok Motong, masih sangat kental dengan sistem patron, baik karena hubungan keagamaan (kiai, ulama, ustadz, dan lain sebagainya), kesukuan maupun kekerabatan.
Politik identitas yang dipadukan dengan sistem patron ini tidak saja dapat merusak proses demokratisasi masyarakat Desa, namun juga membahayakan karena membawa aroma perpecahan.
Melihat kondisi sosial dan kehidupan masyarakat seperti ini, membuat Suherman dan tim suksesnya bergerak untuk meyakinkan masyarakat. Strategi sillaturrahmi dengan mengedepankan pembelajaran politik. Masyarakat diajak untuk mengeluarkan harapannya dalam pembangunan tingkat Desa.
Desa ini adalah rumah besar bersama dan harus dijaga dan dibangun bersama. Semoga dengan dukungan masyarakat yang kuat ini Suherman mampu membawa angin perubahan bagi Desa dan masyarakat Paok Motong.
