Lombok Timur – Solah Janjinya Munafik Faktanya. Tulisan tersebut dibuat Haji Nasruddin, Mantan Kanwil Kemenag NTB, di akun pribadi facebook miliknya.
Tulisan itu disinyalir ditujukan kepada Suryadi Jaya Purnama (SJP). Terlebih di Pilkada Lombok Timur 2024 ini, SJP dengan pasangannya Fatihin, identik dengan tagline Solah Soleh.
Sebelum memilih Fatihin. SJP juga sempat diisukan akan berpasangan dengan Haji Nas pada Pilkada 2024 kali ini. Namun dengan dinamika yang ada, pasangan tersebut gagal melaju.
Dalam tulisan itu, Haji Nas menjelaskan tiga tanda orang yang munafik.
“Rasulullah SAW bersabda: Tanda orang munafik tiga; apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya mengkhianati,” tulisnya.
Kemudian Haji Nas menuliskan, makna dari berkhianat.
“Berkhianat adalah sifat tercela lainnya yang masuk ke dalam golongan orang-orang munafik. Orang yang berkhianat ini adalah orang yang melanggar atau menghancurkan kepercayaan yang sudah diberikan padanya,” mengutip akun Haji Nasruddin.
“Orang yang senang berkhianat seperti ini jika diberikan tanggung jawab dan amanat justru akan melakukan hal yang sebaliknya,” imbuhnya.
Pada paragraf berikutnya, ia menulis bahayanya orang yang memiliki sifat munafik.
“Dalam islam, orang munafik lebih berbahaya dibandingkan dengan orang kafir. Tingkat bahaya ini didasari oleh sifat keterus-terangan dalam memusuhi Islam,” tulisnya lagi
“Orang kafir yang memusuhi Islam akan secara terus terang menyatakan permusuhannya, sedangkan orang munafik menyatakan bahwa dia muslim, tetapi memusihinya secara sembunyi-sembunyi,” tambahnya.
Di akhir tulisannya itu, Haji Nas menggambarkan tiga bidang munculnya orang munafik.
“Kemunafikan dapat muncul dalam berbagai bidang kehidupan, di antaranya dalam bidang politik,” tutupnya.
Sebelumnya, Calon Bupati SJP juga dilaporkan terkait adanya dugaan penipuan rekom B1KWK PKS ke Mabes Polri.
“Sudah kita laporkan ke Mabes Polri,” kata H. Nasrudin, mengutip pemberitaan Topikterkini.
Menanggapi hal tersebut Suryadi Jaya Purnama, mengatakan hal tersebut hanya isu.
Ia menyebut, mereka (pelapor) kesulitan mencari celah SJP. “Untuk saat ini tidak usah ditanggapi fokus pemenangan saja,” tandasnya.
