Selong, barbareto.com – Dinas Peternakan dan Keswan (Disnakeswan) Lombok Timur (Lotim) mencatat hingga Juli tahun ini, retribusi yang masuk dari Pasar Hewan Masbagik alami kenaikan dibandingkan dua tahun lalu.
Jika tahun lalu, jumlah Retribusi yang masuk sekitar 200 hingga 300 jutaan, tahun ini di klaim bisa tiga kali lipat. Untuk triwulan kedua ini saja, retribusi dari Pasar Hewan Masbagik bisa mencapai di atas setengah Miliar Rupiah.
Dengan rincian retribusi yang masuk yakni. Bulan Januari sebesar Rp 80.650.000 69.470.000. Februari sebesar Rp 69.470.000. Maret sebesar 64.350.000. April sebesar Rp 66.200.000. Mei meningkat yakni sebesar Rp 105. 530.000. Juni sebesar 80.650.000. Juli retribusi dari Pasar Hewan turun menjadi Rp 82.940.000 dan bulan Agustus sebesar Rp 85.070.000. Sehingga jika di total untuk triwulan kedua, Disnakeswan memperoleh retribusi sebesar sebesar Rp 554.210.000.
Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Usaha Peternakan (PUP) pada Dinas Peternakan Lombok Timur, Juhur, S.P., menyampaikan hasil Retribusi dari Pasar Hewan terbilang tinggi.
“Alhamdulillah cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin untuk bulan Agustus nanti kita bisa tembus angka 600 juta dari PAD Pasar saja,” ungkap Juhur kepada Barbareto.com Rabu, (13/09/2023).
Menurutnya untuk hewan ternak jenis Kambing tidak terlalu signifikan penjualannya. Karena daya beli masyarakat terhadap Kambing yang terbilang turun atau kurang peminat.
“Misal dari 500 ekor Kambing yang datang ke Pasar kalau dia laku 10 ekor,” katanya.
Meningkatkan Capaian PAD dari Pasar Hewan
Guna meningkatkan capaian PAD, pihaknya dari awal tahun kemarin memperketat portal atau penjagaan pada pintu masuk. Namun meski demikian pihaknya mengaku sering kecolongan, karena para saudagar yang sudah terbiasa keluar masuk pasar hewan memanfaatkan waktu ramai.
“Meskipun begitu ketatnya penjagaan teman petugas di lapangan ada aja kita kecolongan. Kadang mereka memanfaatkan waktu ramai itu, ada yang nuntun sapinya banyak. Pas di pegang sapinya sama Kepala pasar katanya yang punya di belakang, di tunggu-tunggu di belakang pemiliknya tidak ada,” tuturnya.
Ia menjelaskan, untuk tahun target PAD 8 Miliar Rupiah. Dan khusus dari Pasar Hewan saja ditargetkan capaian PAD-nya cukup tinggi yakni 6 Miliar Rupiah. Meski di rasa tidak mungkin, pihaknya akan tetap berusaha maksimal. Mengingat tahun kemarin saja atau pada saat PMK, secara keseluruhan bisa mencapai 3 Miliar namun realisasi PAD dari Pasar Hewan hanya berkisar antara 200 hingga 300 juta rupiah saja.
“Memang kalau dari segi target itu kita tidak mungkin bisa mencapai target. Tapi kalau dari kenaikan PAD kita itu naik bahkan bisa dibilang tiga kali lipat jika dibandingkan tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Masih kata Juhur, Selain PMK, salah satu penyebab PAD dari Pasar Hewan tidak bisa mencapai target maksimal adalah mengingat daya beli masyarakat beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Hanya bulan tertentu saja mengalami kenaikkan seperti pada saat momen Idul Adha atau hari raya kurban.
Sementara dari hasil pantauan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, jumlah daging beku di Pasar yang datang dari luar daerah tidak pernah sepi.
“Karena adanya daging impor beku itu, harga daging lokal jadi belum stabil, tapi mau bilang apa karena kebijakan daging impor itu kan dari Pusat,” pungkasnya.